Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramadan Berkah Keharmonisan

20 Maret 2023   15:26 Diperbarui: 20 Maret 2023   15:50 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh : Ir. Ahlan Mukhtari Soamole, MT*

Masihkah kita memutus mata rantai, tali persaudaraan kita, persaudaraan lebih dari segalanya, persaudaraan terletak suatu bentuk ibadah, ketika memutusnya seperti meninggalkan perintah untuk mengerjakannya. Bulan ramadhan adalah bulan suci penuh Maghfirah ampunan. Sebagaimana sebelum mencapai puncak idul fitri saling memohon maaf-memaafkan, ramadhan merupakan momentum pra mencapai puncak itu, sebelum maupun sesudah ramadhan, kita harus mempersiapkannya membersihkan jiwa, raga, hati dari segala amarah, keangkuhan, kesombongan, ego, feodalisme, dekandensi, otoriter dengan kembali pada titik semula yakni kemanusiaan. 

Sedari kemanusiaan adalah fitrah fundamental, para ahli menyebut dengan kemanusiaan dapat memanusiakan manusia, menjalankan ramadhan berarti terlepas dari segala atribut-atribut iri, dengki, mencerminkan karakteristik syaitan, pada momentum ramadhan 'pntu-pintu' syaitan itu ditutup, dibuka dengan pintu-pintu keberkahan. Berpuasa merupakan kewajiban menjalankan aktivitas Ibadah diperintahkan kepada Umat Islam mampu menjalankannya, suatu perintah wajib sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Baqarah Ayat 183 Wahai orang-orang yang beriman !diwajibkan  atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. 

Sebagaimana pula pada Q.S Al-Baqarah Ayat 185 Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran  bagimu. 

Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur. Ramadan sebagai pengejawantahan upaya melaksanakan amal kebaikan menjalin silaturahmu, menjaga keharmonisan, kepedulian sosial bersedekah, menolong orang, membantu dan memuliakan sesama manusia. Allah SWT berfirman Q.S An-Nisa Ayat 36 Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. 

Dan berbuat baiklah kepada dua orang Ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga jauh dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong dan membanggakan diri.

Dalam konteks menjalin keakraban kembali, berbuat kebaikan merangkul kekerabatan retak akibat soal-soal dunia diletakkan dengan ego menyebabkan keterpecahbelahan terjadi. Bulan ramadan sebagai titik balik pada fitrah bersih, momentum sahur, momentum berbuka menunjukkan keakraban kekeluarga, kebersamaan, bulan ramadan mengikat umat Islam dalam persaudaraan menuntun pada jalan ketaqwaan. 

Puasa berarti 'membakar' segala tindakan berlebihan, nafsm ego dll, puasa mengedepankan kesederhanaanmulai dari terbit matahari hingga terbena matahari, menahan diri dari lapar haus dahaga, proses berpuasa dengan penuh ketaqwaan dan keberimanan, kesederhanaan itu merupakan cerminan ummatan washata penuh persaudaraan. Sebagaimana difirmankan Allah SWT Q.S Al-Baqarah Ayat 143. ''Dan demikianlah, kami menjadikan ummatan washata (umat yang moderat) agar kamu menjadi saksi atas perbuatan kamu. 

Betapa pilu bilamana Ramadan dengan sisi keterbukaan, keharmonisan itu masih melekat pada diri orang-orang berbagai sikap memutus kekeluargaan, keharmonisan sesungguhnya bertentangan. Dan menjadi soal akankah mendapat magfirah pada bulan suci Ramadan terkecuali rela memaafkan, membangun keterbukaan secara kekeluargaan, masyarakat secara luas untuk memperoleh Ibadah ramadan secara berkah hingga menuju pada hari kemenangan umat Islam Idul Fitri.

*Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah alumni Program Profesi Insinyur FTI UMI Makassar).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun