1. PENDAHULUAN
   Perkembangan zaman pesat ini dari revolusi industri 4.0 yang menuju pada suatu perubahan baru revolusi 5.0 menitik beratkan pada manusia dalam bertindak mengelola suatu perubahan dengan autentik berdasar moralitas dan etis. Termasuk penguasaan hasil teknologi mumpuni demi keberlangsungan hidup manusia yang baik. Sehingga, pada kenyataannya suatu realitas pembangunan dan teknologi terkontrol sedemikian rupa difungsikan demi kemaslahatan ummat manusia. Konsekuensi perkembangan itu pun menunjukan keberadaan sains selalu memiliki pembaruan. Kegiatan-kegiatan sains yang berhubungan langsung dengan inovasi mulai daripada suatu kegiatan ilmiah, observasi, eksperimentasi yang berlangsung. Pentingnya filsafat dalam pembangunan berwatak sains dimiliki para ilmuwan dan insyinyur atau engineer dalam menerapkan pola-pola tertentu sebagaimana suatu prinsip kebijaksanaan atau filosofis maupun suatu etika dalam kegiatan ilmiah.
1.1 Pengertian Filsafat
  Filsafat adalah berpikir demikian ungkapan dari Sidi Gazalba (1990) kegiatan berfilsafat adalah kegiatan berpikir mengikuti prinsip-prinsip kefilsafatan tertentu. Berpikir filsafat merupakan cara berpikir yang berdasar pada diri tak tahu tentang sesuatu sehingga hendak mencari tahu akan pengetahuan atau ilmu pengetahuan.  Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan sedangkan Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan metodis, sistematis, dan koheren (bertalian) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan.[1]) Berpikir filsafat dibedakan dengan berpikir pada umumnya, dalam berpikir filsafat seseorang cenderung mencari asal keberadaan sesuatu pengetahuan atau mengada ke langit mencari suatu kebenaran. Menurut Burhanudin Salam dalam tingkatan pengetahuan terdiri dari pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat dan pengetahuan Agama. Pengetahuan biasa atau common sense dimisalkan seorang melihat dinding berwarna merah maka itu menjadi pengetahuan tentang warna dinding berwarna merah , pengetahuan ilmu menunjukan kebenaran warna cat dinding yang terbuat dari apa, komposisi ragam dimiliki hal ini ditindaklanjuti oleh pengetahuan ilmu, hingga menuju pada tingkat filsafat dan Agama. Pada tingkatan tertinggi pengetahuan Agama suatu objek pengetahuan Agama tak dapat dijangkau oleh manusia sebab keterbatasan nampak empiris. Sehingga, pengetahuan Agama bersandar pada Al-Quran dan Wahyu.
Â
   Berdasarkan pengertian Filsafat menurut para filsuf berikut ini [2]) :
Â
- Pengertian Platon. Platon mengatakan filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu, mungkin masa Plato para filsuf masa itu berkehendak memperoleh segala kebijaksanaan dengan menguasai banyak Ilmu pengetahuan atau kebenaran segala sesuatu meskipun relatif sifatnya.
- Pengertian Aristoteles. Menurut Aristoteles kewajiban filsafat ialah menyelediki  sebab dan asal segala benda. Aristoteles dikenal juga sebagai bapak rasional dengan membongkar suatu pandangan demitologisasi sehingga dikenal sebagai pengagas ilmu alam bersandar pada pembuktian kausalitas segala sesuatu termasuk alam semesta. Aristoteles juga adalah Bapak logika dengan konsep logika tradisional digagasnya.
- Al-Farabi. Menurut Al-Farabi Filsafat dan Agama memiliki tujuan sama, keduanya bertujuan mengetahui semua wujud. Perbedaannya, filsafat bertumpu pada budi dengan dalil-dalil filosofis sedangkan Agama memakai cara iqna'i yaitu dengan kiasan ditujukan kepada orang atau bangsa. AL-Farabi membagi filsafat secara teoritis dan praktek.
- Menurut Ibnu Sina. Menurut Ibnu Sina Filsafat teridir atas filsafat teoritis dan praktek, secara teori ialah penjelasan dasarnya Syariat Tuhan kelengkapannya diperoleh dengan tenaga akal manusia sedangkan secara praktek mengetahui apa dilakukan setiap orang sehingga dia memperoleh kebahagiaan di dunia dan Akhirat.
- Pengertian Kant. Bagi filsafat adalah pokok dan pangkal segala pengetahuan dan pekerjaan. Diajukannya empat pertanyaan  menggariskan lapangan filsafat (1) Apa yang bisa kita ketahui ? dijawab oleh oleh metafisika (2). Apa yang boleh dikerjakan ? dijawab oleh filsafat Etika (3) sampai di manakah pengharapan kita ? dijawab oleh filsafat Agama. (4). Apakah dinamakan manusia ? dijawab oleh filsafat antropologi.
- Bertrand Russel. Seorang filosof Inggris ahli Matematika menganggap filsafat sebagai kritik terhadap pengetahuan, karena filsafat memeriksa secara kritis asas-asas yang dipakai dalam ilmu dan dalam kehidupan sehari-hari, dan mencari suatu ketakselarasan yang dapat terkandung dalam asas-asas itu.
- Fuad Hasan. Menurutnya filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal untuk sampai kepada kesimpulan yang universal.[4])
- Poedjiwijatna. Ia memberikan definisi filsafat sebagai ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
- Jujun Suriasumantri. Menurut Jujun Filsafat adalah dorongan untuk mengetahui apa yang teah kita tahu dan apa yang belum kita tahu, berfilsafat bagi Jujun adalah berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui tentang kesemestaan yang seakan tak terbatas ini.
Â
   Menurut Jujun Suriasumantri (1996) berpikir filsafat memiliki karakteristik tertentu pertama berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, seorang Ilmuwan ingin mengetahui ilmu secara menyeluruh tak puas dari sudut pandang ilmu itu sendiri, dia ingin melihat ilmu dalam konstelasi lainnya, kaitan ilmu dengan moral, ilmu dengan Agama hingga memperoleh kebahagiaan pada dirinya. Filsafat adalah upaya dalam menyelesaikan sebuah persoalan. Tindakan berfilsafat yang dimiliki dari rasa ingin tahu, kesangsian dan keheranan terhadap suatu objek nampak tertentu. Menurut Woodhouse (2015) Filsafat tidak bertujuan untuk bersaing dengan sains, penjelasan ilmiah mempunyai dua tujuan spesifik yang praktis dan teoritis, tujuan praktisnya adalah memperkirakan dan mengendalikan misal bila ditemukan cara untuk memperkirakan terjadinya sebuah gempa bumi, para ilmuwan tidak hanya menyelamatkan jiwa manusia dan harta milik mereka namun mungkin mengendalikan faktor-faktor penyebabnya, tujuan lainnya mendapatkan pengetahuan teoritis demi pengetahuan itu sendiri. Bagi para ahli kimia misalnya tidak cukuplah hanya sekedar mengetahui bahwa dua bahan kimia  dalam kondisi tertentu bereaksi dengan cara tertentu.
Â
   Pengertian filsafat juga diperoleh makna cinta kebijaksanaan berarti mencintai kebenaran. Philoshopi atau Philos cinta dan Shopia berarti kebenaran. Hal ini membuat para filsuf maupun ilmuwan selalu mencintai kebenaran tertentu. Dalam filsafat ilmu terdapat pembahasan pokok yaitu ontologis, epistemologi dan aksiologi. Ontologis merupakan suatu pengetahuan keberadaan, hakikat ada atau objek pengetahuan. Proses mencari hakikat kebenaran  Ilmu pengetahuan pada kejadian suatu objek tertentu. Secara sains, objek ontologi ilmu dideskripsikan dengan proses mencari hakikat pengetahuan dalam objek  pengetahuan tersebut. Epistemologi mempelajari tentang teori pengetahuan, epistem atau pengetahuan sedangkan logos ialah Ilmu, secara istilah epistemologi adalah suatu pemikiran filsafat yang mempelajari teori pengetahuan. Aksiologi ialah kegunaan, aksiologi terdiri atas dua yakni etika dan estetika. Etika tentang baikburuk sedangkan estetika tentang indah-jelek.