Oleh : Ahlan Mukhtari Soamole
   Ramadhan adalah bulan Maghfirah bagi Ummat Islam dalam berlomba-lomba mendapatkan kebaikan. Kebaikan paripurna wujud daripada totalitas peribadatan. Salah satu tantangan ialah melawan nafsu cenderung membawa pada kesenangan, berlebih-lebihan, bermewah-mewah semua merupakan dorongan nafsu semata, syahwat, berlebih-lebihan dalam makan, berpakaian, dan berhura-hura. Bemewah-mewahan dalam kelezatan makan, berpakaian sesungguhnya itu masih dapat disedekahkan di jalan Allah SWT. Menyesal apabila ramadhan ini kita tak mendapatkan kebahagiaan melainkan kesenangan semu, penyesalan akan membuat diri terperangkap dalam kebatilan. Maka, ada tiga hal kunci bahagia di buan Ramadhan dapat dipupuk sehingga meningkatkan kualitas ilmu dan amal.
Pertama, Membaca. Mengisi ramadhan dengan membaca adalah cara memperoleh kebahagiaan. Membaca buku, membaca Al-Qur'an. Dalam perintah Allah SWT melalui ajaran pertama, Allah berfirman Iqra (Bacalah) menurut para ahli kata Lah setelah Baca merupakan kewajiban, membaca ayat-ayat Allah terkandung dalam Al-Qur'an sumber kebenaran Ilmu pengetahuan menjelaskan tentang sejarah mengandung ilmu pengetahuan sains, pernayataan-pernyataan menyangkut kehidupan masa depan, mulianya Al-Qur'an  adalah menjelaskan kehidupan. Dan fenomena terjadi di alam semesta maupun kehidupan setelah mati. Buku merupan jendela dunia juga merupakan kumpulan-kumpulan pembuktian fenomena alam. Dan kehidupan sesungguhnya, sudah dijelaskan oleh Allah SWT sebagaimana ayat-ayat tentang sains misalnya Q. S Ar-Rum Ayat 41 Allah SWT berfirman terjadi kerusakan di darat dan di laut akibat ulah tangan manusia. Sains membuktikannya bahwa eksploitasi alam, deforestasi hutan akan menghilangkan ekosistem. Dan keseimbangan kosmos secara berarti dapat memunculkan banjir, lumpur sebagaimana lumpur Lapindo di Sidoarjo beberapa waktu silam. Membaca fenomena alam terjelaskan dalam AL-Qur'an tentu menambah iman. Dan ilmu. Sebagai orang bertaqwa sehingga Allah SWT mengangkat derajat orang beriman dan diberikan Ilmu pengetahuan. Secara filosofis, membaca merupakan tindakan dialektika antara hamba dan Sang Pencipta melalui proses membaca. Maka, bacalah dengan menyebut nama Allah agar memperoleh kebahagiaan. Kedua, hidup sederhana. Hidup sederhana bukan berarti rendah diri melainkan menahan diri dari segala dorongan berlebihan sederhana dalam berbicara, bertindak, berpakaian, berbelanja dll. Kesederhanaan merupakan tanda kebijaksanaan bagi seorang hamba utamanya hamba bertaqwa kepada Allah SWT.
Ketiga, sedekah. Sedekah ialah suatu investasi jangka panjang bermuara pada amal baik di dunia. Dan Akhirat. Para ahli mengatakan sedekah dapat menambah rezeki seseorang. Bilamana banyak bersedekah maka itu pula banyak diperoleh. Orang bersedekah terus-menerus menambah amalnya. Bersedekah dapat dilakukan dengan senyuman, barang berharga (uang) Sedekah muliah sedekah dilandasi keikhlasan yakni merupakan ciri manusia berakhlak mulia. Pada hari kelak kemudian tidak ada suatu amal kebaikan di atas timbangan lebih berat daripada Akhlak Mulia.
