Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peradaban dan Keruntuhan

21 Desember 2020   15:54 Diperbarui: 21 Desember 2020   16:03 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ltnnujabar.or.id/

Oleh : Ahlan Mukhtari Soamole*

Pola dalam mengatur kehidupan tak lepas daripada adab atau etika menuntun kehidupan secara selaras. Cikal bakal itu kemudian melahirkan peradaban. Kata dasar peradaban adab memiliki orientasi makna terhadap dasar nilai kemanusiaan, hanya manusia dapat berlaku beradab karena diatur dalam dasar fitrawi kemanusiaan tercurahkan dalam etika pola bertindak aturan hak asasi manusia. 

Karena itu peradaban lebih maju daripada kebudayaan (Samuel P. Huntington, 1996). Politik menjadi keutamaan jalan dalam membangun peradaban luhur dengan mengatur proses dialektika masyarakat polis secara konstruktif. Politik berkeadaban ialah suatu ketercerahan dan keterdidikan masyarakat kota mulai dari cara menanam, cara menggali atau membangun sampai cara administratif yakni tanpa manipulasi kepentinga. 

Keterdidikan masyarakat dalam kota atau negara merupakan ciri khas kemajuan peradaban. Salah satu faktor mendasar menjadi orientasi ialah etika pembangunan yang bersanding dengan keberpihakan terhadap keadilan. 

Sebuah antitesis dari pembangunan tanpa teori atau tanpa memandang makna keadilan dan kemanusiaan. Kerapkali politik menjadi praktis karena penghianatan kepada kemanusiaan. Suatu dekandensi moral terwujud dalam keberadaban menjadi kebiadaban/ ketidakberadaban. Titik balik (turning point) keterbelakangan membuat peradaban maju menjadi mundur. 

Dan mengalami fase keruntuhan, aspek mendominasi keruntuhan itu ialah transaksi kebijakan dan kepentingan yang melonggarkan suatu eksploitasi terhadap manusia dan lingkungan. Penguasaan kekayaan oleh segelintir orang, eksploitasi sumber daya alam berlebihan, deforestasi hutan untuk pembangunan tanpa memperdulikan ekosistem kehidupan merupakn cikal bakal munculnya keruntuhan peradaban (colapse). 

Sebagaimana di Negeri Montana pada dahulunya dikenal sebagai negara memiliki keindahan alami setelah munculnya aktivitas pertambangan eksploitasi secara berlebihan mengubah Montana menjadi negeri tercemar limbah-limbah beracun terhadap air, hutan, tanah bahkan mempengaruhi terjadinya perubahan iklim. Hilangnya sumber daya hayati dan hasil introduksi. 

Pengaruh penambangan bijih logam tembaga, perak, arsen, timbal, molindenum serupa sisa tailing bahan pengotor masih mengandung tembaga, arsenik, kadimium dan seng tercemar begitu saja. Pengaruh lingkungan terjadi berabad-abad memungkinkan mempercepat terjadinya suatu keruntuhan (colapse). 

Keruntuhan sebuah peradaban juga diliputi oleh dasar pembangunan destruktif tak memiliki pertimbangan manusia dan lingkungan. Pada abad silam peradaban mencolok maju kini mengalami fase keruntuhan akibat menyempitnya aktivitas mendukung daya lingkungan, lahan-lahan tersedia dibuat menjadi aktivitas konstruksi, industri membabat ruang terbuka terintegrasi dengan kehidupan manusia. 

Meskipun suatu pandangan konstruksi berbasis greand construction seyogyanya penting untuk memadukan dengan aktivitas berdasar pada upaya pemajuan masyarakat terpenuhi kesejahteraan jiwa dan raga. Dan memaksimalkan keberadaan lingkungan signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun