Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kepemimpinan Sains Poros Baru Pembangunan Temadore

14 September 2020   00:47 Diperbarui: 14 September 2020   01:17 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam waktu dekat Indonesia khususnya di Maluku Utara menghadapi dua momentum besar yaitu perhelatan demokrasi elektoral pilwakot kota Ternate, Kota Tidore dan beberapa kabupaten lainnya. Momentum politik ini sudah dalam kebiasaan meramu demokrasi kita secara prosedural. Namun, momentum itu, diperkuat dengan suatu kebijakan politik secara substansial yaitu pembangunan untuk kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Momentum politik pilwakot kemudian melahirkan suatu momentum strategis pembangunan.

Sebagaimana diketahui rencana pembangunan jembatan Temadore (Ternate, Maitara, dan Tidore) telah menjadi prioritas RPJMN berarti kebijakan khusus. Konsepsi itu akan sinergi manakala perhelatan momentum politik Maluku Utara akan datang terlaksana dengan baik. Dalam tataran politik sosok pemimpin dibutuhkan amat penting dalam memahami arah kebijakan nasional terhubung ke desa/ local maka dikenal prinsip pembangunan dari desa ke kota oleh presiden Jokowi. Putusan-putusan itu nampaknya berkaitan penting dengan suatu pandangan sains pembangunan.

Artinya, seorang pemimpin dipilih oleh rakyat adalah pemimpin memahami konsepsi sains, memahami pola ekonomi dalam rangka mendistribusikan suatu keadilan dan kemakmuran kepada masyarakat, menjawab tantangan kemiskinan, ketimpangan dan kebencanaan, gempa bumi, tektonik lempeng, gelombang arus dapat diproyeksikan oleh seorang pemimpin untuk keberlangsungan hidup masyarakat secara harmoni damai.Tak mungkin pemimpin yang lahir dari momentum politik nanti adalah seorang pasif dan apatis memproyeksikan problematika sains. Pembangunan kota Ternate dan Tidore adalah satu kesatuan bila terintegrasi dengan konsep Temadore, pembangunan Temadore semestinya menjadi keprihatinan utama para calon kepala daerah nantinya ikut berperan merealisasikan pembangunan tersebut.

Sebagaimana manfaat pembangunan penghubung itu ialah peningkatan mobilitas-aksebilitas memperlancar aktivitas-aktivitas masyarakat terutama berada di Ternate, Tidore dan Maitara. Kedua, pemerataan pembangunan suatu percepatan pembangunan ekonomi secara menyeluruh dan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tertentu. Pembangunan dapat diartikan proses melibatkan segala komponen berdampak positif terhadap manusia.

Menurut r. Drajat Tri Kartnono dan  Prof. Dr. Hanif Nurcholis, M. Si, pembangunan sebenarnya meliputi dua unsur pokok: pertama, masalah materi dihasilkan dan dibagi. Kedua, masalah manusia yang menjadi pengambil inisiatif, menjadi manusia pembangun. Bagaimana pun juga, pembangunan pada akhirnya harus ditujukan pada pembangunan manusia;yaitu kreatifitas manusia harus berdampak merasa bahagia, aman, dan bebas dari rasa takut. Pembangunan tidak hanya berurusan dengan produksi dan distribusi barang-barang material; pembangunan harus menciptakan kondisi-kondisi manusia bisa mengembangkan kreativitasnya (Budiman, 1995: 13-14).

Istilah pembangunan tanpa teori merupakan antitesis dari pembangunan sebab pelaksanaan pembangunan sepanjang waktu ini hanya menguntungkan segelintir elit mengelola berdasar inisiatif daripada tiga lembaga besar dunia IMF, World Bank, dan WTO. Kini China mulai memprakarsai suatu pembangunan kehadiran world bank China telah memperkuat perekonomian China. Dan pengelolaan pembangunan di Negara berkembang.

Pembangunan tanpa teori jauh dari nilai kemanfaatan dan keberpihakan kepada rakyat. Suatu harapan menyongsong pembangunan penghubung Temadore mampu membangun perekonomian rakyat. Dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara adil dan makmur. Sedari mungkin fenomena politik menjadi poros utama suatu sikap kolektif dalam mengevaluasi kepemimpinan selama ini bertolak belakang nilai keluhuran dalam menciptakan masyarakat adil makmur, kepemimpinan bertolak belakang sudah pasti banyak melahirkan para-para cukong menguasai kekayaan sepihak, tanpa memiliki sumbangsih fundamental memikirkan kehidupan demokratis dengan ketentraman hidup, keseimbangan ekologis secara berarti kepemimpinan elitis demikian hanya menciptakan suatu eksploitasi berlanjut.

*Ditulis oleh Ahlan Mukhtari Soamole (Penulis adalah mahasiswa Pascasarjana UMI Makassar/ Pegiat Belajar Filsafat )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun