Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selamatkan Indonesia

15 Februari 2019   00:35 Diperbarui: 15 Februari 2019   00:56 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh : Ahlan Mukhtari Muslim Soamole*

Bangsa yang besar bangsa yang terlahir dari cita-cita besar, visi yang jelas, autentik dan progresif, bangsa yang besar tak melupakan sejarah, sejarah perjuangan yang menitihkan semangat perjuangan dan semangat pembaruan.

Masa-masa yang kurang kondusif ini untuk keeratan berbangsa kita, di tengah-tengah kondisi perpolitikan yang sedang berlangsung menyisihkan berbagai persoalan entah di dalamnya ada harapan, kekhawatiran bahkan keberanian untuk menatap ke depannya, potensi masalah fundamental manakala persatuan dan persaudaraan itu dirusaki dengan kepentingan sekelompok golongan tertentu, maka upaya kita mestinya selalu merawatnya dengan harapan baik secara paripurna.

Seperti ungkap presiden RI kini Aset terbesar bangsa Indonesia ialah persatuan, kerukunan dan persaudaraan. Segenap komponen bangsa perlu merawat dan menjaga ketiga hal itu (beritasatu.com,2018). 

Sebenarnya selain presiden masa kini, konsep merawat kondisi berbangsa dan bernegara merupakan sebuah amanah dikarenakan sudah ditanamkan tokoh-tokoh bangsa (founding father) sebagai nilai yang dijadikan prinsip berkehidupan berbangsa dan bernegara yang berarti hidup secara berdaulat, berdaulat politik dan ekonomi.

Politik dan Sumber Daya Alam

Seperti dikatakan kondisi politik akhir-akhir ini diwarnai perdebatan-perdebatan yang mengarah pada kondisi bangsa dan negara dalam hal ini terkait keadilan dan kesejahteraan. Dalam dialog debat para pengambil kebijakan, para calon presiden/wapres secara lumrah menjadikan isu sumber daya alam di dalam arus diskursus sebagai hal utama bukan hanya di Indonesia bahkan di Amerika Latin dan Eropa lainnya mengungkap hal yang sama, mengapa politik selalu disandingkan dengan sumber daya alam, perspektif ini sebenarnya mudah direkonstruksi.

Seharusnya memperbincangkan ini kita harus jujur dari pikiran dan nurani kita, bahwasannya demokrasi politik hari ini akan menjadi kecamukan bagi segenap kelompok orang berkepentingan dalam mengelola sumber daya alam khususnya mineral logam baik emas (Au) tembaga (cu) perak Nickel (Ni) maupun skala besar Uranium. Kecamukan yang berarti memeroleh ruang relasi demokrasi yang tendensi terhadap pasar.

Sebab, sumber daya alam ini akan menjadi peluang bagi suatu korporasi atau negera tertentu sebagai suply terbesar dan dijadikan komoditi bahkan ketahanan negaranya sehingga isu Uranium di Indonesia sensitif di mana Negara maju yang menguasai pangsa pasar global (free marketing) mengupayakan uranium harus dikuasainnya manfaat terbesar uranium yakni sebagai bahak pembuat radioaktif sebagaimana Nuklir, yang natinya akan menjadi kekuatan Negara tertentu.

Posisi kekuatan yang dapat menguasai hanya apabila iklim politik Negara penghasil dapat dikendalikannya melalui intervensi kebijakan khususnya pada sektor pertambangan, namun keadaan yang destruk dapat dibatasi oleh pengambil kebijakan beberapa tahun lalu karena telah menyadari konsekuensinya dengan mengeluarkan kebijakan UU Minerba sebagai point utama membatasi ekspor material secara besar-besaran sebelum di smelting padahal proeses pertambangan bijih di negeri ini sudah berlangsung sejak 1967 di Papua melalui PT. Freeport yang berarti sepanjang tahun sejak 1967 pemerintah maupun pengambil kebijakan baru menyadarinya tahun 2009).

Hal urgen pula politik Indonesia ini rentan kepentingan globalisasi kapitalisme Negara Amerika Serikat begitu pun China yang saat ini menjadi pesaing Amerika Serikat pada pasar global, akankah kepentingan kapitalisme global melalui Amerika Serikat dan China dapat mengacaukan kondisi politik yang dicita-citakan dapat mencapai titik temu yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun