Mohon tunggu...
Ahlan Mukhtari Soamole
Ahlan Mukhtari Soamole Mohon Tunggu... Ilmuwan - Menulis untuk menjadi manusia

Perjalanan hidup ibarat goresan tinta hitam yang mengaris di atas kertas maka jadilah penah dan kertas yang memberikan makna bagi kehidupan baik pada diri, sesama manusia dan semesta dan Ketekunan adalah modal keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesadaran Berpendidikan

12 Februari 2019   19:01 Diperbarui: 12 Februari 2019   20:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin dengan ini Educational Awareness sikap mesti diambil sebagai langkah konkrit memenangkan diri kita dari keterjajahan dan berbagai penindasan, sepanjang abad kini pilihan dalam orientasi edukasi di mana pilihan demi pilihan diambil sebagian besar merupakan pertimbangan logis yang formalistik sehingga terkungkung dalam struktur sistem yang hierarki, representasi mendasar nampak pada sekolah-sekolah yang banyak didoktrin dengan prinsip demikian padahal sekolah belum menjamin kita menjadi manusia ang strukturalis yang melekatkan nilainya pada sistem baik kompleks maupun secara kongkrit, sebab nilai kebaikan di mana pun dapat menjadi orientasi dan kebermanfaatan.

Pada konteks politik misalnya pendidikan menjadikan kita manusia yang berkehendak  pada kebenaran sehingga perilaku politik kita merupakan perilaku yang konstruktif mendasari pada perjuangan politik untuk membela kebenaran dan keadilan. Berbeda halnya apabila tidak didasari pada nilai sekolah yang utuh maka nampak kerusakan moral dan kepicikan pikiran melampaui batas pada gilirannya muncul berbagai persoalan di antaranya korupsi, suap menyuap, politik uang, politik identity dll

Begitu pun dalam aspek lain sebagaimana pada ekonomi, tanpa kesadaran berpendidikan kita hanya mengandalkan gelar akademik formal yang implikatif pada pengambilan kebijakan kita menjadi pengekor dan dikendalikan tanpa arah, sehingga masalah yang muncul ketika keputusan penetapan kebijakan atau mengambil suatu keputusan tak lagi dengan nalar kiritis pertimbangan intelektual maupun moral semua dipenuhi dengan pertimbangan kuantifikasi karena telah menghitung untung rugi. 

Paradigma demikian cenderung destruktif karena prinsip spirit perjuangan tak mampu diembannya dan mudah mereduksi sikap kapitalisme liberal akibat kepengecutan yangtanpa dilandasi sikap kesadaran berpendidikan. 

Jadi, kesadaran berpendidikan tak ditentukan oleh gelar yang melekat dibelakang nama maupun di depan nama seseorang (baik S1, S2, S3 Prof dll) melainkan berada dalam sebuah kesadaran berpendidikan yang dimunculkan melalui proses kemanusiaan memikirkan diri, sesama manusia dan alam semesta itulah kesadaran berpendidikan  (manusia yang memanusiakan manusia). 

Pengaruhnya yakni pada dorongan visi baru dalam perspektif  literasi universal yakni peningkatan diri dalam mengenal filosofi secara multidimensi  khususnya pada aspek filsafat ilmu dalam rangka memantapkan kemanusiaan dan membangun kesadaran berbangsa dan bernegara.

*Penulis adalah Alumnus Universitas Karya Dharma Makassar/ Pegiat Belajar Filsafat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun