Mohon tunggu...
Agus Sastranegara
Agus Sastranegara Mohon Tunggu... Administrasi - bukan pujangga, hanya pemuja kata

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Fenomena Kesurupan dan Kearifan Lokal dalam Kesenian Tradisional Jaranan

11 Mei 2018   12:39 Diperbarui: 11 Mei 2018   12:55 2355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Fenomena kesurupan sering kita dengar baik melalui media cetak ataupun pernah melihat langsung disekitar kita. Walaupun modernisasi telah terjadi dalam berbagai bidang dalam sendi kehidupan, akan tetapi hal-hal yang berbau mistik tetap menarik untuk dibicarakan. Mungkin karena itulah yang menjadi salah satu penyebab film bergenre horror masih tetap mendapat tempat dihati masyarakat. 

dok.pribadi
dok.pribadi
Rasa ingin tau yang kuat serta rasa penasaran menggugah minat dan antusiasme dari berbagai kalangan. Hal yang berbau magis dan mistik juga terdapat dalam berbagai kesenian daerah, seperti kesenian kuda lumping atau jaran kepang atau lebih sering disebut jaranan. 

Jaranan ditampilkan  sekelompok oang dengan seragam prajurit yang tengah menunggang kuda lengkap dengan atribut layaknya pakaian prajurut pada masa kerajaan di masa lalu. Masyarakat umum menyebut kuda kepang karena menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu. 

Pada petunjukan kuda lumping ini selain disuguhi atraksi tarian yang dinamis, juga terdapat atraksi kesurupan, biasanya setelah tarian kuda lumping berjalan beberapa waktu akan tiba masanya beberapa penari akan mengalami kerasukan yang dalam bahasa pertunjukannya disebut "ndadi".

dok.pribadi
dok.pribadi
Dalam kondisi seperti ini(ndadi) pemain akan melakukan hal diluar kesadarannya, mereka akan menari dan bertindak diluar nalar. Hal menarik adalah awal ketika pemain kesurupan, penonton akan melihat penari-penari tersebut  seperti kehilangan keseimbangan, terhuyung-hunyung bahkan ada yang langsung terjatuh dilantai. 

Sesaat kemudian para pawang atau yang sering disebut "bopo" menghampirinya dan melakukan beberapa ritual seperti membacakan mantra atau membisikkan ditelinga penari yang sedang dalam keadaan kesurupan tersebut. Respon selanjutnya, penari selanjutnya adalah berdiri dan akan menari kembali tapi dengan kondisi yang berbeda. 

Jika diamati lebih dekat, tatapan penari kosong dan cenderung hanya terlihat putihnya saja. Gerakan-gerakan tariannya tidak selentur pada saat sadar dan bisa dikatakan sedikit kaku. Tentu saja ini hanyalah kondisi yang awam karena banyak tipe pemain yang sedang mengalami "trance" atau kesurupan, seperti tingkah lakunya menyerupai harimau atau mendesis seperti ular. 

Adapun perbedaan tingkah laku pemain yang kesurupan ini dipercaya disebabkan oleh roh yang masuk kedalam raga pemain tersebut. Hal inilah yang menjadikan kesenian kuda lumping menjadi lebih menarik lagi. Walaupun kental dengan nuansa magis dan menyeramkan, toh dari berbagai penuturan penonton hal inilah yang ditunggu-tunggu oleh mereka.

Bahkan, dalam kondisi tertentu yang lebih ekstrim lagi adalah ketika ada pemain yang bisa makan beling atau pecahan kaca tanpa terluka atau mengupas kelapa dengan giginya. Tentunya, hal ini perlu latihan yang intens dan pengalaman karena tidak semua orang bisa melakukannya (tidak untuk ditiru, kecuali akhlinya).

dok.pribadi
dok.pribadi
Rasa takut, ngeri, takjub bercampur menjadi satu. Bukan tidak mungkin, penonton pun bisa ikut kesurupan dan ikut menari dalam pertunjukan. Hal ini tentu saja dengan pengetahuan dan pengawasan para "bopo"(pawang) yang sudah terlatih dalam menanganinya. 

Melihat fenomena tersebut, penonton tidak perlu takut karena setiap pertunjukan sudah dipersiapkan sedemikian rupa, adapun tentang keselamatan dalam pertunjukan biasanya sudah dipersiapkan pagar ghaib supaya penonton tidak ikut terdampak dalam kesurupan dan membahayakan penonton. 

Kesurupan ini pada umumnya tidak berlangsung lama, akan ada waktu tertentu untuk menyadarkan para pemain. Berdasarkan keterangan beberapa pemain kuda lumping, menyebutkan bahwa dalam kondisi kesurupan ia merasa setengah sadar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun