Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memperkenalkan Seni Budaya Daerah Sejak Usia Dini

16 September 2020   08:50 Diperbarui: 27 November 2020   09:18 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pementasan setelah Program GSMS (Gerakan Seniman Masuk Sekolah)

Teater, tari tradisional, drama tari, tari kreasi, busana adat, dan kebudayaan sudah diperkenalkan kepada kita sejak dari Taman Kanak-kanak, oleh orangtua kita, guru, buku-buku, dan media sosial.

Sejak masih di Taman Kanak-kanak saya sudah diajarkan mengenakan busana daerah, berpasangan, berjalan-jalan pada perayaan 17 agustusan dan berjalan-jalan di jalan raya memamerkan busana adat yang saya kenakan pada acara parade budaya. 

Foto-foto masa kecil saya menjadi saksi kalau saya pernah mengenakan busana adat dari daerah lain. Saya juga masih ingat ketika memainkan peran penting dalam drama sekolah.

Sejak Sekolah Dasar, saya berani pentas pantomim di Sekolah Dasar yang lain, berani ikut dalam lomba lukis,  dan juga diajarkan guru seni gerakan-gerakan dasar tari tradisional daerah. Sejak itu saya mengenal seni, mengenal tarian dengan mengikuti irama musik daerah.

Sekarang, saya berprofesi sebagai koreografer, membuka komunitas budaya dan bekerja sambilan mengajar les singkat bidang seni tari di Sekolah Menengah Pertama dan Menengah Atas, khususnya di pelosok-pelosok desa di Bangka. Sepengetahuan saya, saya tidak menemukan ada ekstrakulikuler seni tari, drama/teater di sekolah-sekolah tersebut, hanya guru seni yang mengajarkan seni budaya, namun ini juga bagi saya sudah cukup karena pada acara seleksi FLS2N (Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional) yang merupakan kegiatan akbar dibidang seni dan budaya yang melibatkan seluruh siswa SD, SMP dan SMA Indonesia diikuti oleh seluruh sekolah yang ada di Babel, berarti tiap sekolah sudah diajarkan seni kepada murid-muridnya.

Pada saat seleksi daearah di ajang FLS2N, banyak sekolah-sekolah mengirimkan Tim keseniannya, namun saya sayangkan karena kemampuan mereka masih sederhana. Bukan maksud saya merendahkan, namun hati saya tereyuh, kenapa kebanyakan sekolah yang ada di desa-desa, di pedalaman selalu berada di bawah sekolah yang ada diperkotaan. Masih banyak kekurangan yang harus saya perhatikan, umpamanya; pengajar, tempat atau lokasi sekolah. Saya harapkan ada sebagian dari sekolah-sekolah di desa menunjukkan taring menjuarai FLS2N, dan itu pastinya sangat membanggakan sekolah.

Saya yakin sekali anak-anak Sekolah Dasar, SMP, dan SMA yang ada di pelosok desa sangat menyukai teater dan menari, dan dari pemerintah juga sudah memasukkan program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang merupakan salah satu program direktorat kesenian, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan ekstrakuliker, agar para peserta didik dapat menyerap secara langsung ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki seniman-seniman didaerahnya. 

Program ini sangat bagus dan sangat membantu anak didik dan seniman, karena saya juga pernah satu kali ikut dalam kegiatan ini mengajar salah satu SMP di daerah, tepatnya di Kecamatan Pemali. Pada program ini tiap-tiap sekolah akan bergantian mendapatkan GSMS di tiap tahunnya, agar merata.

Anak-anak dari salah satu SMP di Kab Bangka yang ikut GSMS
Anak-anak dari salah satu SMP di Kab Bangka yang ikut GSMS

Banyak dari anak-anak sekolah ini setelah saya pamit usai mengajar masih tetap ingin belajar seni budaya. Saya sarankan mereka untuk bergabung dengan sanggar-sanggar seni yang ada di Bangka agar mereka dapat belajar disana. Bayar atau tidaknya iuran latihan tergantung kebijakan dari sanggar-sanggar yang ada. Sedangkan sanggar yanga saya dirikan, gratis, namun saya tidak memilih sembarangan penari, saya memilih anak-anak yang disiplin tinggi dan semangat untuk maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun