Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upacara Adat "Bilang Ari Buruk Jerami" Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

6 Januari 2020   11:54 Diperbarui: 7 Januari 2020   13:31 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita upacara adat ini ditulis dalam karya tulis pada tahun 1989. Di Desa Malik lama, salah satu desa di kecamatan Payung yang berpenduduk lebih kurang 720 orang pada waktu itu, dengan panjang desa kira-kira 350 meter dan lebar 300 meter. Penduduk desa di huni oleh penduduk asli 80%, sedangkan sisanya pendatang dari Jawa, Madura, Kalimantan, dan dari luar kecamatan namun masih dalam lingkup Bangka Belitung kira-kira 2%. 

Penduduk asli Bangka berpenduduk ramah dan taat hukum negara dan hukum adat, demikian juga penduduk desa Malik, sudah terkenal ramah tamah dan sopan juga penyantun, umumnya penduduk desa ini masih dipengaruhi adat kebiasaan peninggalan nenek moyang mereka.

Ada beberapa peninggalan sejarah yang terdapat di desa ini yaitu;

1. kubur/makam Pahlawan Keramat Kelekak Kulan (keramat sedarah putih) pada tiap tanggal 17 Agustus Hari Kemerdekaan RI kuburan ini amat ramai dikunjungi penduduk desa, terutama anak-anak sekolah.

2. Bendera Merah Putih, ukuran bendera kantor hadiah pemerintah RI pada tahun 1944. Pemberiannya melalui kecamatan Koba, langsung kepada Gegading (sebut sekarang Lurah) dan diserahkan oleh Demang. Bendera ini setiap tahun sekali pada tanggal 17 Agustus dinaikkan di depan kantor Gegading, dan pada hari-hari biasa disimpan di rumah Gegading.

Mata pencaharian penduduk hampir 90% bertani, dan hanya 1% pegawai. Pertanian yang mereka usahakan adalah lada (sahang dalam bahasa daerah), dan berupa pertanian padi. Penduduk desa jarang sekali tinggal di desa, mereka lebih senang tinggal di kebun. Itulah mengapa pondok diperkebunan Bangka sangat lengkap peralatan dapurnya. Apabila di musim penebasan/pembersihan lahan/ hutan berume serta sewaktu penanaman padi hanya hari tertentu saja mereka pulang ke desanya, umpamanya pada hari kamis dan jum'at atau hari-hari besar Islam dan hari besar nasional. Tapi setelah panen lada dan panen padi mereka pulang juga ke desa agak lama kira-kira 15 hari.

Penduduk desa Malik setelah panen padi akan mengadakan upacara adat yang diberi nama "BILANG ARI BURUK JERAMI". Upacara adat yang sudah melembaga sejak nenek moyang mereka yang sampai sekarang masih dilaksanakan. Berikut ini uraian tentang upacara adat BILANG ARI BURUK JERAMI;

ilustrasi: Agus Yaman
ilustrasi: Agus Yaman
Sudah bertahun-tahun penduduk desa menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tidak heran bila sebelum diadakannya upacara adat ini mereka bermusyawarah di Masjid. Musyawarah dipimpin oleh Penghulu Agama dengan dihadiri oleh jemaah Jum'at, para dukun beserta Gegading dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya, menurut kebiasaan mereka musyawarah dilaksanakan pada hari Jum'at sebelum sholat Jum'at.

Upacara adat tersebut biasanya jatuh pada malam Jum'at berikutnya, dalam hal ini penghulu (Ketua Agama) memberitahukan kepada para dukun, Gegading beserta tokoh-tokoh (dukun kampung timur, dukun barat, dan dukun kampung tengah) agar bersiap-siap menjalankan tugas-tugasnya. Sesuai sholat magrib pada malam Jum'at, penghulu mengumumkan kepada setiap penghuni rumah untuk bersiap-siap menyediakan peralatan di depan rumah masing-masing, peralatan tersebut adalah;

1. gelas kosong satu buah

2. beras sepiring mubung (penuh)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun