Mohon tunggu...
Mohamad Agus Yaman
Mohamad Agus Yaman Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman

kreator Prov. Kep. Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Suka Duka Penari Tari Sambut Daerah Bangka

7 Oktober 2019   07:58 Diperbarui: 23 November 2020   10:01 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menari tari Sambut di halaman rumah dinas Gubernur Babel (foto:agusyaman)

Tari Sambut di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Bangka merupakan tarian yg menggambarkan kesopanan dan santunnya masyarakat dalam menyambut para tamu yang datang ke Bangka Belitung. Biasanya tarian ini menyambut para tamu pemerintahan ataupun tamu swasta, menyambut kepala negara, menteri dan pejabat-pejabat dalam pemerintahan, namun tidak ada larangan tarian ini digunakan untuk menyambut para tamu swasta, artis, turis dan sebagainya apabila ada panitia swasta yg menginginkan tarian sambut untuk menyambut tamu mereka. 

Penari sambut umumnya berjumlah 5 orang penari wanita, dan salah satunya adalah pembawa tepa sirih atau penari inti (berada didepan) dan keempatnya adalah dayang-dayang yang berada di samping belakang kanan kirinya. Tari Sambut secara khusus ada 1 penari pria pembawa payung untuk memayungi penari utama yang kemudian memayungi tamu yang hendak melangkah masuk, disertai para dayang menghamburkan bunga sebagai ucapan selamat datang. Kemudian ada 2 pesilat sebagai pembuka awal tarian. Silat ini bermakna agar para tamu tidak perlu khawatir selama berada di pulau Bangka, karena sudah dipastikan akan selalu aman. Kemudian ada 4 penari pria membawa dulang sebagai makna jika masyarakat Bangka memiliki tradisi "nganggung" (membawa dulang untuk makan bersama, biasanya dibawa kemasjid-masjid). Penari pria ini masing-masing 2 pria berada di kanan dan kiri.

Tarian ini semakin berkembang setelah banyaknya peminat dalam acara penyambutan-penyambutan tamu, seperti para pengantin yg menginginkan tarian dalam pesta pernikahannya. Biasanya digunakan saat pengantin memasuki gedung resepsi pernikahan. Tari sambut yang notabene berbusana khas busana adat pengantin daerah Bangka Belitung yang biasa digunakan para pengantin adat daerah, namun pada acara resepsi tidak diharuskan mengenakan busana pengantin, duplikat atau dimirip-miripkan saja pun tidak dipermasalahkan. 

Busana Pengantin Bangka Belitung (foto:agusyaman)
Busana Pengantin Bangka Belitung (foto:agusyaman)

Lambat laun tari sambut pada acara pengantin ini diganti oleh para koreografer daerah menjadi tari sambut pengantin, agar terlihat berbeda dari tari sambut tamu daerah, tari ini khusus untuk pengantin saat memasuki gedung resepsi atau saat menyambut mempelai pria saat datang ke rumah mempelai wanita. Perubahan tari sambut pengantin menjadikan tari sambut tidak lagi sakral, berbeda dengan tari sambut tamu penting daerah yang sakral. Sakral disini bukan pada aura mistis tapi lebih irama musik dan gerak lebih mendayu-dayu, lebih lembut, lebih elegan dan tidak dibenarkan merubah busana dan asesoris di kepala penari sambut daerah, kecuali motif busana dan pernak-perniknya namun tidak harus diganti 100%.

Tari sambut tamu daerah seperti sudah diharuskan agar para penarinya cantik-cantik dan tinggi semampai terutama penari pembawa tepa sirih (tempat untuk menyirih). 

Busana tari Sambut pada acara Cultural KJRI Festival Indonesia, di Melbourne Aussie (foto:agusyaman)
Busana tari Sambut pada acara Cultural KJRI Festival Indonesia, di Melbourne Aussie (foto:agusyaman)

Tepa sirih ini berisikan daun sirih, pinang muda, kapur sirih dan lain-lain yang semuanya di bungkus dalam satu lembar daun sirih yg kemudian diberikan kepada tamu (kapur sirih ini tidak untuk tari sambut pengantin kecuali tabur bunga). Tamu yang diberikan makan ini agar selamat dan merasa tentram selama berada di pulau Bangka, karena jaman dulu di masyarakat Bangka terkenal dengan racun makanan (bahasa bangka racun tersebut "ceraken") dan penawarnya adalah perpaduan isi dalam sirih tersebut.

Suka duka penari sambut adalah jika permintaan panitia untuk menyambut tamu penting di minta bersiap menyambut jam 7 pagi saat tamu turun dari pesawat komersil dan menari di halaman rumah penyambutan tamu penting di airport. Persiapan penari sambut ini memakan waktu yg cukup lama. Jika diminta jam 7 pagi stand by, maka para penari harus make up dan mempersiapkan diri jam 4 pagi atau sekitar jam 5.30 WIB itupun dirasakan kurang karena membutuhkan kesegaran bila ingin make up. Namun tuntutan profesi dan karena hobi suka duka ini harus di lakukan. Apalagi jika tamu tersebut mengalami keterlambatan maka otomatis para penari harus menunggu hingga berjam-jam.

Pernah terjadi disalah satu pantai pulau Bangka, penari sambut yang sudah mempersiapkan diri dari jam 4 pagi lalu datang ke pantai tersebut jam 7 pagi untuk menyambut turs-turis yang akan turun dari kapal pesiar. Sedangkan kapal tersebut berlabuh jauh dari pantai karena tidak adanya dermaga/pelabuhan, jadi para turis yang ingin singgah di pantai Bangka akan menggunakan kapal kecil dan rencananya saat para turis turun ke pantai akan disambut oleh tari sambut. Namun sampai jam 9.00 WIB para turis tidak juga turun hingga jam 10 dikabarkan jika para turis takut untuk turun karena gelombang besar. Kemudian para penari sambut walau kecewa mereka tetap tersenyum tertawa bercanda sambil melepaskan asesoris-asesorisnya, dan tak lama kemudian mereka di minta panitia untuk menunggu karena ada kabar kalau turis akan turun. Penari pun dengan sigap merapikan kembali asesoris mereka hingga jam 12.30 WIB tari sambut itu tetap batal dipentaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun