Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Silaturrahim ke Gresik, Terjebak Penyekatan di Dekat Exit Tol Romokalisari

14 Mei 2021   18:58 Diperbarui: 14 Mei 2021   18:59 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: freepik.com

Saya tak tega hati berdebat dengan polisi itu. Saya melihat rona mukanya sangat lelah. Panas yang menyengat membuat kulit mukahnya terlihat memerah kehitam-hitaman.

Taksi yang saya tumpangi meluncur perlahan. Mengikuti kendaraan yang berada di depannya. Di tempat itu, seorang polisi memberikan aba-aba kepada kendaraan yang mau putar balik. Namun tak satu pun kendaraan yang mengikuti perintahnya.

Saya jadi berpikir kalau kebijakan penyekatan itu dilakukan setengah hati. Awal penerapan memang agak ketat. Bisa memaksa orang putar balik gegara menyalahi atau melanggar ketentuan.

Namun semakin mendekati Lebaran, aturan penyekatan itu makin longgar.  Aparat tahu tak akan mampu mencegah luapan manusia yang akan keluar masuk suatu daerah.

Karenanya, aparat kepolisian hanya bisa melakukan imbauan, bukan pelarangan. Upaya penyekatan pun tak bisa dilakukan secara optimal. Bukti lain jika penyekatan tidak dilakukan terus menurus. Tapi dilakukan secara random.

Saya juga menyaksikan beberapa mobil berplat nomor di luar wilayah aglomerasi, seperti Bali dan Jakarta, berada di jalanan. Namun mereka juga tidak dilarang alias dipaksa putar balik. Lancar-lancar saja.

Hal serupa juga saya alami saat pulang ke Surabaya. Jelang maghrib. Kendaraan roda dua dan roda empat. Bahkan kali ini tidak ada penghentian kendaraan. Pos jaga terlihat sepi.

Ketika pulang, kami menempuh jalur tol. Lebih cepat. Sekitar 15 menit sudah sampai di pintu tol Pasar Turi. Biasanya, di sana apa operasi penyekatan, tepat di mulut pintu keluar.

Namun yang terlihat sebaliknya. Pos jaga dan tenda yang biasanya ramai aparat kepolisian, ternyata sepi-sepi saja. Barikade juga dipinggirkan. Kendaraan kami bisa melenggang. Loss gak mbrebet (istilah Arek Suroboyo untuk menyebut kondisi lancar dan aman).

Saya tetap mendukung pembatasan mobilitas. Karena ancaman penularan covid-19 masih tinggi. Hanya saja, saya berharap penegakan aturan yang konsisten. Karena persepsi masyarakat sangat dipengaruhi dengan kebijakan yang dilaksanakan pemerintah, baik di level pusat maupun daerah. (agus wahyudi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun