Lebaran tahun ini agak beda. Saya bareng keluarga keluar kandang. Memutuskan menjalin silaturahim ke rumah kakak. Lokasinya di Perumahan Bhakti Pertiwi Wetan, Gresik.
Kunjungan dan silaturrahim itu merupakan yang pertama di masa pandemi covid-19. Saya memutuskan ke sana karena Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Kota Mojokerjo masuk wilayah aglomerasi.
Pemerintah memperbolehkan mudik di perkotaan atau kabupaten yang saling terhubung dalam kesatuan wilayah. Mudik lokal, begitu untuk memudahkan penyebutannya.
Meski diperbolehkan, tapi saya mewanti-wanti tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Gak boleh sembrono. Tetap harus waspada dengan menyiapkan perbekalan yang dibutuhkan.
Hand sanitizer dan masker harus tersedia. Bahkan, untuk ganti masker tak perlu menunggu sampai seharian. Setiap 4 jam bisa ganti masker. Masker lama disobek, lalu dibuang.
Perjalanan dari rumah ke Gresik sekitar 35 menit. Kami melakukan di jalar biasa. Karena jalanan lengang. Bila pakai jalur tol malah hanya 20 menit sampai di Gresik.
Kami memakai taksi berbasis aplikasi. Pilihannya karena memang lebih murah. Dibandingkan harus menyewa mobil. Yang masih harus memikirkan uang BBM dan ongkos sopir.
Lagian, seharian kami ke mana-mana. Kalau sebelum pandemi, Lebaran bisa dimanfaatkan pergi ke tempat wisata. Mengunjungi makam keluarga, Belanja di mal, atau makan-makan di warung kuliner andalan.
Praktis dan simpel memang. Diantar sampai ke rumah kakak, merajut silaturrahim, menggelar arisan, dan ramah tamah. Pulang, pesan taksi berbasis aplikasi lagi. Diantar sampai depan rumah. Â
Dalam perjalanan, sopir taksi menginformasikan ada penyekatan. Dia hapal titik-titik penyekatan itu. Di Gresik dilakukan di pintu masuk wilayah Kabupaten Gresik. Tepatnya di dekat jembatan setelah exit tol Romokalisasi.