Usai salat, saya sempat berfoto di depan kiswah tersebut. Belum diambil foto, seorang petugas masjid menghampiri saya. Dengan sopan dia meminta saya agar lebih maju, menjauhi mimbar.
Saya baru sadar, ternyata ada aturan yang dibuat pengurus masjid terkait batas pengunjung yang mau berfoto. Itu ditulis dalam papan setinggi 0,5 meter.
Para pengunjung yang tidak membaca bisa menganggap papan itu sebagai pembatas shaf. Berfoto di depan kiswah itu juga menjadi spot favorit banyak orang yang datang ke Masjid Namira.
Selain selfie, banyak pengunjung melihat dari dekat bagaimana wujud kiswah asli Masjidil Haram tersebut.
Masjid Namira bisa menjadi salah satu role model pengelolaan masjid yang baik. Jadi rujukan banyak masjid di daerah lain di Indonesia.
Banyak aktivitas yang dilakukan di Masjid Namira. Di antaranya sebagai tempat akad nikah, pengajian, dan lainnya. Juga menyediakan fasilitas sarapan gratis setiap Minggu pagi dan pemberian beasiswa bagi anak-anak yang rajin salat berjamaah di masjid. (agus wahyudi)