Pemerintahan Prabowo-Gibran saat ini tengah menggalakkan efisiensi anggaran. Dikutip dari beberapa media nasional, rencana efisiensi anggaran pada masa pemerintahan Prabowo-Gibran ini bisa mencapai angka US$ 44 miliar (750 triliun). Anggaran sebesar ini akan dialokasikan ke Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Khusus Danantara angkanya menembus US$ 20 miliar (325 triliun dalam kurs Rp. 16.260 per dolar AS). Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh Presiden Prabowo dalam Pidato Puncak HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (15/02). Selain untuk Danantara, dana sebesar US$ 24 miliar dialokasikan untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sekilas tentang Danantara
Dikutip dari Liputan6.com (18/02/2025), Danantara adalah lembaga investasi baru yang akan diluncurkan oleh Presiden Prabowo pada 24 Februari 2025. Danantara adalah singkatan dari Daya yang melambangkan kekuatan, Aganata yang melambangkan masa depan dan Nusantara yang melambangkan Tanah Air Indonesia. Jadi Danantara mengandung makna filosofis energi masa depan Indonesia, demikian menurut Presiden Prabowo.
Danantara akan mengelola dana awal hingga US$ 900 miliar (14.615 triliun dalam kurs 16.238 per dolar AS). Lembaga investasi baru ini bertujuan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara ke proyek-proyek berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, dan produksi pangan. Danantara juga akan mengelola tujuh BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, Telkom dan MIND ID.
Tempo.co (18/02/2025) melansir bahwa initial funding atau pendanaan awal untuk Danantara juga akan diperoleh dari deviden BUMN tahun 2024 yang menyentuh angka Rp 300 triliun sebagaimana dilaporkan oleh Menteri BUMN, Erick Tohir. Presiden Prabowo berharap Rp 200 triliun di antaranya dapat dikelola oleh Danantara.
Menemukan Spirit Kemerdekaan dan Patriotisme
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis mencoba membuat kesimpulan bahwa sesungguhnya dalam efisiensi anggaran kita akan menemukan spirit kemerdekaan atau kemandirian. Mengapa demikian? Sebab Presiden Prabowo tidak memaksakan menambah pinjaman luar negeri untuk membiayai Program MBG. Berikutnya Presiden tidak mengandalkan investasi dari pihak manapun untuk menjadi modal awal Danantara, sebaliknya melalui lembaga investasi ini sejumlah proyek atau megaproyek dapat dibiayai tanpa harus meminta investasi dari luar negeri.
Sehubungan dengan kemerdekaan atau kemandirian, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan membangun 15 megaproyek tanpa mengemis investasi dari luar negeri demi mewujudkan cita-cita Presiden Soekarno agar Indonesia dapat berdiri di atas kaki sendiri. Hal ini sebagaimana ditegaskan pula oleh Presiden Prabowo saat Pidato Puncak HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (15/02).
Lalu bagaimana dengan spirit patriotisme? Tentu kita semua sebagai warga negara---terlepas dari dukung mendukung dalam Pemilihan Presiden 2024 silam---tentu harus legowo dengan kebijakan pemerintahan. Terkait setuju atau tidak setuju dengan efisiensi anggaran untuk Program MBG dan Danantara, yang pasti spirit patriotisme kita sedang diuji. Mengapa demikian? Jika kita adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) maka kita terdampak langsung dengan efisiensi anggaran ini. Jika kita bekerja sebagai pengusaha atau pedagang bahkan petani, nelayan, buruh atau karyawan, lambat-laun juga akan merasakan dampaknya. Bisa dikatakan tidak ada kalangan yang tidak akan terdampak dengan efisiensi anggaran ini. Maka spirit patriotisme adalah sumbu utama menjalani masa-masa selama efisiensi anggaran ini.