"Permisi ..."
Seketika saya dan Eyang Sri menoleh ke arah sumber suara.
Wow! Rupanya seorang bocah tampan rupawan yang telah menghentikan obrolan kami. De facto tampan rupawan. Hidung bangir, kulit putih bersinar, dan rambut hitam tebal sedikit bergelombang.
"Ini. Alquran," katanya sambil tersenyum manis sekali. Ditunjukkannya dua Alquran kepada kami. Masing-masing di tangan kanan dan kiri.
Saya terkesiap. Itu model Alquran yang indah. Yang saya ingini. Tulisannya tidak besar-besar, tetapi jelas dibaca.
rezeki berlebih.
Beberapa waktu lalu, pada suatu hari di Ramadan 2023 yang baru saja berlalu, saya dan anak sempat berencana membelinya jika punya
"Ini Alquran. Semoga bisa diterima." Bocah berparas indah itu berkata-kata seraya menyerahkan Alquran kepada kami.
"Hah?! Ini, untuk kami? Dari mana?"
Antara percaya tak percaya demi mendengar perkataannya, saya spontan mengajukan pertanyaan tersebut.
Eh, bukan jawaban yang kami terima. Malah sekali lagi kami diberinya senyuman lembut nan manis. Plus bonus ketawa kecil yang tak kalah manis, dari si abang yang berdiri di sampingnya.
Entahlah. Yang bersama si bocah itu abangnya atau bukan. Atau, jangan-jangan ayahnya? Yang jelas masih muda, tetapi lebih tua daripada si bocah tampan rupawan.