Dahulu di bulan Januari tahun 2016, ATR-BPN berencana membentuk tim Sapu Bersih Mafia Tanah. Niat baik dan Semangat mulia yang sempat melegakan banyak pihak dan ditunggu-tunggu para korban.
Rencana pembentukan Tim Sapu Bersih sepertinya untuk merespon korban mafia tanah dan mengatasi masalah tanah yang semain tak terselesaikan.
Segala upaya menuju pemberantasan sudah digeliatkan---aksi, bukti, dan ceremony ceremonial---telah dipertontonkan seolah meyakinkan bahwa benar-benar akan ada pemberantasan mafia tanah, dan itu sebentar lagi. Tidak lama lagi akan ada berita orang ditangkap, akan ada oknum yang digelandang ke penjara, akan ada calo tanah diperiksa berkali-kali, dan terus terus seterusnya.
Dukungan dan apresiasi ide pemberantasan mafia tanah mengalir. Kiranya semua faham bahwasanya ulah mafioso, calo, bandit sangat merugikan dan bisa menimpa siapa saja.
Ciri khas mafia adalah menelan mentah-mentah tanah milik kaum lemah surat, lemah bukti, lemah ekonominya. Seperti yang sering beredar di banyak pemberitaan bagaimana bisa tiba-tiba tanahnya ditumpangi dengan tanah yang sudah bersertifikat (overlap), atau tiba-tiba sertfikatnya sudah digandakan, atau tiba-tiba tanahnya sudah dicaplok orang, tanahnya sudah dibuldozer, sudah ditunggui banyak preman, atau tiba-tiba terbit sertifikat pengganti, atau malah sertifikatnya menjadi double, atau prosedurnya benar tetapi suratnya palsu. Sebenarnya mafianya itu siapa dan dimana? Inikah yang mungkin akan diberantas, ditemukan, ditangkap, dipenjarakan. Â
Namun di pertengahan tahun 2018, niat dan semangat pemberantasan mafia tanah dikatakan "sulit dibuktikan".
Apa artinya ?
Niat dan nafsu terlanjur membara, kemudian dalam perjalanannya dikatakan sulit dibuktikan.
Mungkinkan tidak ada bukti-bukti yang bisa dibawa ke pengadilan?
Atau mafia-mafia itu hanya ilusi yang sebenarnya tidak ada?
Ada bagaimana sebenarnya yang terjadi di dalam sana?