Mohon tunggu...
Agustanto Imam Suprayoghie
Agustanto Imam Suprayoghie Mohon Tunggu... Administrasi - Konsultan Komunikasi di Republik Ini

berusaha mendisiplinkan diri, dengan menjadi diri sendiri, bersikap lebih baik, selalu memandang bahwa tidak ada sebuah kelebihan tanpa kekurangan, dan tidak ada kesempurnaan tanpa kesalahan, masa depan adalah tantangan, dan itu harus ditaklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Susahnya Menjadi Waras di Tahun Politik

11 Maret 2019   03:21 Diperbarui: 11 Maret 2019   03:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilu kurang 33 hari. Semakin dekat hari pemilihan, kandidat semakin aktif melegitimasi dukungan. Publik disuguhi akrobatik dan parade statemen berbalas. Kesantunan berpolitik ditinggalkan. Permasalahan bangsa terabaikan. Pesta demokrasi sudah bukan lagi sebuah pesta ide. Pesta demokrasi telah jadi pesta saling serang. Inikah wajah politik Indonesia sesungguhnya?

Kasus 1

Tak jauh dari pusat pemerintahan Indonesia, di sebuah perumahan kecil tengah kota, ketentraman warganya terganggu. Salah satu warga yang tinggal di kompleks tersebut harus bersitegang dengan beberapa warga yang mayoritas mempunyai pilihan politik yang sama. Gara-garanya sepele; Bendera partai politik pengusung salah satu capres dianggap tidak layak untuk dikibarkan di kompleks tersebut. Padahal, Bendera tersebut dikibarkan di halaman rumah si warga itu sendiri. Sementara, bendera partai kompetitor pengusung capres satunya, bertebaran menghiasi halaman depan rumah warga kompleks simpatisan partai. Bahkan, di salah satu gang, terpasang spanduk besar "Markas Pemenangan Capres X."

Kasus 2

Beberapa minggu sebelumnya, ada cuitan dari pengguna layanan aplikasi penyedia jasa layanan taxi. Dia merasa aneh, Karena hanya gara-gara obrolan antara pengemudi taxi dan dia yang membahas siapa mendukung siapa; si pengguna jasa diturunkan secara paksa oleh pengemudi jasa layanan. Alasannya sepele juga; Pengemudi dan Pengguna layanan berbeda dalam menyikapi dukungan terhadap capres. walhasil, si pengemudi akhirnya ditarik ijinnya untuk narik penumpang.

Kasus 3

Pertemanan group whatsaap yang didasari oleh kebersamaan dan kekeluargaan yang kental saat kuliah, terusik. Gara-garanya, aturan group untuk tidak mendiskusikan pilihan capres dilanggar; anggota group whatsaap kemudian saling kirim meme, gambar-gambar dan bahan broadcast yang isinya jauh dari kesan terdidik para anggota group whatsaap tersebut. Perang komentar yang terjadi bahkan berujung pada adu jotos antar sesama anggota group.

Kasus 4

Musibah yang dialami oleh salah satu pendukung capres yang berkompetisi, ditanggapi dengan baik oleh rekan-rekan si pendukung tersebut. Untuk membantu perekonomian si pendukung yang saat ini menjadi pesakitan, rencana akan digelar konser amal. Melalui pemberitaan, dikabarkan konser amal tersebut dibatalkan pihak keamanan setempat. Alasan pembatalan tersebut; kegiatan tidak mempunyai ijin konser. Menurut panitia, ijin konser tersebut ya sebetulnya berbentuk ijin keramaian. Dan itu sudah dikantongi oleh panitia penyelenggara. Pihak keamanan tetep ngotot; harus ada ijin konser/pertunjukan. Padahal, ijin keramaian tersebut -konon, sudah dibalas oleh pihak keamanan setempat dan sudah diijinkan.

Kasus 5

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun