Mohon tunggu...
AGUS SUWARNO
AGUS SUWARNO Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik yang senang membaca dan menulis

Kang Guru dari lereng gunung Slamet, Banyumas,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sakti dengan Uang 150 Ribu

3 Januari 2013   17:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:33 4860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liburan kemarin saat hari jumat saya diajak keponakan untuk sholat jumat di Masjid

Agung Jawa Tengah (MAJT). Tentu saja saja saya sangat tidak keberatan.Ingin rasanya menikmati bagaimana rasanya sholat di masjid kebanggaan orang jawa tengah tersebut. Dengan berboncengan sepeda motor saya berdua meluncur ke MAJT . Tetapi di sini saya tidak akan menceritakan bagaimana megah dan indahnya MAJT tersebut.

Ceritanya waktu pulang sholat jumat saya lihat ada dua orang remaja berbaju lengan panjang dan berpeci membagi-bagikan brosur. Awalnya saya kira brosur itu berisi penawaran obat herbal atau pengobatan alternatif semacam bekam. Ternyata dugaan saya keliru. Karena penasaran tentang isi brosur tersebut, saya terima pemberian brosur. Setelah saya baca ternyata brosur tersebut intinya menawarkan ilmu kebal, pengasihan dan sejenisnya tanpa ritual puasa dan bersifat tetap bukan sementara. Yang cukup mengherankan penawaran tersebut dilakukan oleh sebuah pondok pesantren yang akan mengadakan acara yang disebut dengan Ijazah Kubro dan Pengisian Badan secara massal. Tentu saja acara tersebut tidak gratis karena untuk mengikuti acara tersebut harus membayar mahar sebesar seratus lima puluh ribu.Cukup murah untuk ilmu-ilmu yang ditawarkan,tentu saja bagi yang percaya. Dalam hati , muncul pertanyaan mungkinkah tawaran semacam itu masih laku di era digital saat ini.

13572357191357793987
13572357191357793987

Dari beberapa ilmu yang ditawarkan ada beberapa yang menurut saya kurang senafas dengan pendidikan pesantren. Misalnya dengan pemberian Ijazah bernama Asma’Joyo Kawijayan seseorang dapat menundukkan orang yang dituju sehingga bertukuk lutut sehingga hatinya hancur atau gila dan bisa sembuh jika dinikahi atau diobati oleh yang bersangkutan, semacam ilmu pelet. Tidak itu saja dengan ilmu tersebut tambak yang kosong melalui ilmu tersebut maka ikan akan datang dengan sendirinya sesuai dengan keinginan sang pemilik ilmu. Bahkan dengan ilmu ini disebutkan dalam brosur tersebut seseorang kebal terhadap peluru, senjata tajam, tidak luka meski tertabrak mobil. Wuih... Saktinya !.

Sebenarnya iklan-iklan tersebut bukanlah hal aneh. Di koran-koran kuning iklan semacam itu mudah didapat, berdampingan dengan iklan obat kuat dan iklan sejenisnya. Yang cukup membuat saya tidak habis pikir adalah iklan ini dibuat oleh sebuah pondok pesantren yang setahu saya adalah institusi pendidikan berbasis agama.Dan ilmu yang diatawarkan lebih banyak mudharatnya dibanding manfaatnya. Sedangkan penggunaan rajah sendiri merupakan perbuatan yang mendekati syirik.

Memangtidak sedikit pondok pesantren yang mengajarkan ilmu kebal dan sejenisnya sebagai kegutanan ekstrakurikulernya. Dan tampaknya ini merupakan daya tarik tersendiri bagi para calon santri untuk masuk ke pondok tersebut.

Terkait dengan ilmu kebal saya jadi teringat waktu ngaji di sebuah surau . Guru ngaji saya pernah menawari kepada murid-muridnya ilmu kebal melalui sebuah pengisian ilmu secara instan. Adapun ritual yang harus dilakukan adalah menelan beberapa butir gotri yang sudah diberi rapalan. Beberapa teman yang sudah cukup besar tampaknya tertarik untuk mendapatkan ilmu tersebut. Kelihatan hebat jika mempunyai ilmu kebal. Apalagi saat itu masa kampanye, dimana bentrok antar pendukung partai pada saat itu bukan hal yang aneh. Dan teman-teman saya pada waktu itu paling senang ikut kampanye sebuah partai keliling kota naik truk. Perlu diketahui kampanye dengan membawa senjata tajam pada era 70-80an adalah hal yang lumrah. Oh ya saya sendiri tidak ikut pengisian ilmu kebal, bukan karena tidak ingin memiliki lmu tersebut tapi saya ngeri kalau disuruh menelan gotri. Bayangan saya pada saat itu kalau gotri tersebut terus di perut dan karatan tentu bisa membuat perut mules.

Silakan pembaca menilai sendiri masih bermanfaatkah ilmu kebal. pengasihan, santet dan sejenisnya di era sekarang ini. Mungkinkah ilmu tersebut digunakan untuk hal-hal yang positif. Misalnya ilmu kebal untuk menjinakkan bom, ilmu santet untuk menyantet para koruptor, atau ilmu pengasihan untuk meluluhkan hati para penjahat danteroris agar tidak mengulangi perbuatannya.

Berminat menjadi saktidengan uang seratus lima puluh ribu ?.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun