Mohon tunggu...
Agus Subrata
Agus Subrata Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Nurul Huda

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dari Gadget ke Profit KKN UNUHA Perkenalkan WhatsApp Business untuk Genjot Pemasaran UMKM Desa Sriwangi

11 September 2025   18:06 Diperbarui: 11 September 2025   18:06 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama di Kedai Martabak Pak Ikin

Sriwangi, Kompasiana, 25 Agustus 2025 - Mahasiswa KKN Universitas Nurul Huda mencoba pendekatan baru untuk membantu usaha martabak Pak Ikin di Desa Sriwangi. Mereka memilih metode pendampingan langsung untuk memperkenalkan WhatsApp Business sebagai alat bantu pengelolaan pesanan. Ide ini muncul melihat kendala yang dihadapi Pak Ikin dalam mengelola pesanan yang masih tercampur dengan percakapan pribadi.

Selama ini, Pak Ikin mengandalkan satu nomor WhatsApp untuk keperluan pribadi dan usaha. Chat pesanan sering tertukar dengan obrolan keluarga dan grup warga. Kondisi ini membuatnya khawatir akan melewatkan pesanan pelanggan. Padahal, martabak buatannya sudah puluhan tahun menjadi favorit warga setempat dengan cita rasa khas yang diwariskan turun-temurun. Setiap hari, puluhan martabak laku terjual, namun sistem pemesanan yang masih tradisional membatasi potensi perkembangan usahanya.

"Kami memilih WhatsApp Business karena aplikasi ini sudah familiar dan mudah digunakan," ujar Agus Subrata, salah satu mahasiswa KKN. Menurutnya, aplikasi ini cocok untuk usaha mikro seperti milik Pak Ikin karena tidak memerlukan biaya tambahan dan interface-nya yang user-friendly. Tim KKN juga mempertimbangkan tingkat adopsi teknologi yang sudah tinggi di kalangan masyarakat desa, sehingga pelanggan tidak perlu mengunduh aplikasi baru untuk dapat berinteraksi dengan usaha Pak Ikin.

Proses pendampingan dilakukan selama lima hari di tempat usaha Pak Ikin. Hari pertama difokuskan pada pengenalan aplikasi dan cara instalasinya, termasuk penjelasan mengenai perbedaan utama antara WhatsApp biasa dengan WhatsApp Business. Hari kedua, mahasiswa membantu membuat profil bisnis yang lengkap termasuk nama usaha, deskripsi produk, alamat, dan jam operasional. Hari ketiga diisi dengan sesi pemotretan produk dan pembuatan katalog digital yang menarik. Hari keempat, Pak Ikin belajar mengatur balasan otomatis dan cara menggunakan fitur quick replies untuk pertanyaan yang sering diajukan pelanggan. Hari kelima adalah sesi praktik menangani pesanan simulasi untuk memastikan Pak Ikin dapat mengoperasikan aplikasi secara mandiri.

Yang membedakan program ini adalah pendekatan bertahap dan berkelanjutan. Mahasiswa menyiapkan buku panduan bergambar dengan instruksi sederhana dan tulisan yang besar agar mudah dibaca Pak Ikin. Mereka juga membentuk grup konsultasi untuk pendampingan jangka panjang, dimana Pak Ikin dapat bertanya kapan saja jika mengalami kesulitan dalam penggunaan aplikasi. Setiap anggota tim KKN bergantian bertugas menjawab pertanyaan dan memberikan solusi atas kendala teknis yang mungkin dihadapi.

"Kami berharap metode ini dapat benar-benar membantu usaha Pak Ikin," kata Salsa Nanja, Koordinator KKN. Menurutnya, pendekatan personal memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan nyata di lapangan dan memastikan transfer knowledge berlangsung efektif. Program ini dirancang untuk memastikan bahwa setelah masa KKN berakhir, Pak Ikin dapat terus mengoperasikan WhatsApp Business tanpa bergantung pada bantuan luar.

Meskipun masih dalam tahap awal implementasi, Pak Ikin mulai terbiasa dengan fitur-fitur dasar WhatsApp Business. Ia mengaku antusias dengan kemudahan dalam mengatur katalog produk yang memungkinkan pelanggan melihat langsung gambar dan harga martabak tanpa harus bertanya terlebih dahulu. Fitur quick replies juga membantunya menghemat waktu dalam merespon pertanyaan umum yang sering diajukan pelanggan. Namun, dampak nyata terhadap peningkatan penjualan dan efisiensi operasional masih perlu dilihat dalam beberapa minggu ke depan. Tim KKN akan terus memantau perkembangan dan melakukan evaluasi berkala untuk mengukur efektivitas program ini.

Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi UMKM lainnya di Desa Sriwangi. Dengan memanfaatkan teknologi yang mudah diakses, diharapkan usaha mikro seperti milik Pak Ikin dapat berkembang lebih baik dan meningkatkan pendapatan mereka. Kedepannya, diharapkan semakin banyak pelaku UMKM di desa yang tertarik untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mengelola usaha mereka. Program pendampingan seperti ini juga dapat menjadi model untuk pengembangan UMKM di desa-desa lainnya, menunjukkan bahwa transformasi digital dapat dimulai dengan langkah-langkah sederhana yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pelaku usaha setempat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun