Laga pamungkas Garuda Muda dihelat malam tadi. Semua orang sudah tahu, Garuda Muda mengandaskan Kamboja dengan 2 gol dari Titan dan Becham Putra, sedangkan Kamboja hanya mampu membalas dengan satu gol setelah eksekusi penaltinya digagalkan Adi Satryo. Hasil ini sekaligus mengubur mimpi Kamboja menjejak babak semifinal.
Meski meraih kemenangan, masih banyak sisi lemah yang muncul pada Garuda Muda. Sehingga terkesan kemenangan itu tidak impresif. Garuda Muda yang seharusnya mendominasi laga, justru dibuat kocar-kacir oleh gebrakan pada pemain Kamboja yang memainkan sepak bola sederhana.
Hal ini bisa jadi karena posisi yang dimainkan oleh Indra Syafri bukanlah komposisi ideal. Maka tidak heran jika lini pertahanan yang dipimpin Ferari tampak kocar-kacir. Termasuk di antaranya penalti yang terjadi disebabkan kegagalan Ferari menahan laju pemain Kamboja.
Secara sepintas sebenarnya apa yang dipertontonkan anak buah Ryu Hirose adalah permainan sederhana. Mereka memainkan sepak bola textbook, tidak berani melanggar pakem. Sehingga seharusnya Garuda Muda yang berada satu level di atasnya dengan mudah mengatasinya. Namun dalam kenyataannya, lini pertahanan Garuda Muda kerepotan menahan serangan tersebut, dan satu gol pun harus menodai gawang Garuda Muda.
Jika permainan ini yang dipertahankan, maka Garuda Muda tidak dapat berharap banyak saat menapak babak semifinal. Sebab selama fase grup sejatinya Garuda Muda belum teruji sepenuhnya baik ketajaman lini serang, maupun kedalaman lini pertahanannya. Perlu diketahui bahwa di babak ini Vietnam dan Thailand sudah siap menghadang. Tidak ada pilihan antara keduanya.
Pemilihan pemain yang tepat, penerapan strategi, dan penyiapan mental menjadi PR besar bagi Indra Syafri. Diakui atau tidak, Vietnam dan Thailand selama ini menjadi momok menakutkan bagian Garuda di semua level. Pemahaman terhadap sepak bola yang begitu baik pada kedua negara itu, berpotenis besar mengobrak-abrik lini pertahanan Garuda Muda. Koordinasi yang baik yang dikoordinir Rizki Ridho menjadi modal berharga, karena lini serang kedua negara tersebut dapat dipastikan mengeksploitasi Rizki Ridho dan kawan-kawan.
Akhirnya semua berpulang pada Indra Syafri. Prestasi yang dicapai selama fase grup hendaknya bukan menjadikan mereka mengusung optimisme berlebihan. Karena meski 13 gol telah disarangkan, lini pertahanan Garuda Muda masih meninggalkan banyak PR.
Lembah Tidar, 11 Mei 2023