PBSI melalui Riony Mainaky selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi menyampaikan 3 gelar yang diincar dalam Kejuaraan Asia 2023 bulan depan. Disampaikan pula bahwa target itu dibebankan pada sektor tunggal putra, putri, dan ganda putra. Riony Mainaky meyakini bahwa para pemain pada 3 nomor tersebut dapat berbuat banyak di kejuaraan tersebut.
Menanggapi target ini, justru muncul rasa pesimis yang tinggi di kalangan pecinta bulu tangkis tanah air. Bukannya mengecilkan kekuatan para pebulu tangkis tanah air. Tapi menengok rapor Indonesia dalam menjalani tur di Benua Biru bulan lalu, rasanya rasa itu bisa muncul. Bayangkan dari 4 turnamen yang diikuti Indonesia hanya mengantongi 2 gelar saja, dari ganda putra dan tunggal putri.
Rasa pesimis lain yang juga patut diajukan adalah kenyataan bahwa Asia merupakan gudangnya pemain berkelas. Hampir semua pemain kelas satu bulu tangkis dunia, ada di benua ini. Mereka datang dari Cina, Jepang, Thailand, Taipeh, India, Malaysia, juga Singapura. Pendek kata, negara-negara tersebut mempunyai jago di masing-masing nomor yang dipertandingkan. Jadi tidak salah jika dikatakan bahwa Kejuaran Asia 2023 berasa kejuaraan dunia.
Dari 3 target yang diusung PBSI, mungkin hanya sektor ganda putralah yang paling besar peluangnya. Sebab di sektor ini, jarak antara pemain utama dan pelapis tidak terlalu jauh. Bahkan mereka bisa saling mengalahkan. Maka ketika keempat pasangan yang ada diajukan dalam nomor ini, untuk meraih satu gelar, rasanya tidak terlalu sulit.
Target tunggal putra untuk meraih juara, tidak sebesar peluang ganda putra. Dua tunggal putra senior Indonesia, Ginting dan Jojo belakangan ini mulau keteteran saat harus menghadapi para pemain muda. Tampaknya masa keemasan mereka sudah mulai surut, sudah saatnya berganti zaman.
Sementara itu di kawasan Asia mulai bermunculan para wonderkid. Taruh saja Kunvalud, Lee Jee Zia, Loh Kean Yew, Kodai Naraoka dan tunggal-tunggal putra dari Cina. Belum lagi para pemain India yang sering menyulitkan Jojo dan Ginting. Dari deretan nama ini saja, dapat dibayangkan tembok yang akan menghalangi Jojo dan Ginting luar biasa kuatnya.
Dua tunggal putra Indonesia tersisa, Vito dan Chicho belum stabil penampilannya. Adakalanya mereka meledak-ledak dengan mengalahkan para unggulan. Namun ketika diharapkan meraih gelar, justru mereka kalah dengan cara mudah.
Sektor ketiga yang paling rendah potensi gelar datang dari sektor tunggal putri. Lagi-lagu harus diingat, para raksasa nomor tunggal putri dunia ada di Asia semua. Para penghuni top ten BWF ada di Asia semuanya. Mereka ada di Cina, Korea Selatan, Taipeh, Thailand, Jepang, India, bahkan Singapura.
Memang pada beberapa kesempatan Jorji pernah mengalahkan para pemain tersebut. Namun hal itu tidak berlanjut sampai meraih gelar. Langkah Jorji selalu terhenti di babak 8 besar. Kalaupun ada prestasi hebat, kemarin di Eropa di mana Jorji meraih gelar super series untuk pertama kalinya. Sehingga secara hitung-hitungan berat peluang Jorji di sektor ini.
Berkaca dari gambaran di atas, maka membawa satu gelar saja dari Kejuaraan Asia 2023 sudah menjadi berkah bagi PBSI. Fokus utama seharusnya pada momen Piala Sudirman 2023 di bulan Mei 2023. Gelaran Kejuaran Asia 2023 dapat dijadikan pemanasan menuju ajang tersebut.