Bagi para traveller, candi Gunung Wukir mungkin tidak termasuk candi yang menarik. Pertama selain tempatnya yang lumayan sulit untuk dijangkau, bangunan-bangunan yang ada di candi itu, tak sekomplit candi yang lain. Apalagi jika dibandingkan dengan Candi Borobudur, Pawon dan Mendut.
Lihat saja bangunan yang utuh. Hampir tidak ada. Sebagian besar bangunan tampil tidak utuh. Bahkan ada beberapa bagian hiasan candi yang dibiarkan berserakan. Satu-satunya bangunan yang besar adalah sebuah candi perwara. Bangunan itu terletak di depan candi utama yang hanya berupa pondasi saja.
Tinjauan tentang Candi Gunung Wukir akan berubah menjadi menarik saat ditinjau dari segi ilmu pengetahuan. Komplek candi yang terletak di Gunung Wukir, di Canggal, Desa Kadiluwih, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Fakta yang mengejutkan adalah klaim bahwa Candi Gunung Wukir adalah candi tertua di Jawa Tengah. Anggapan ini didasarkan pada sengkalan Syruti Indrya Rasa yang tercantum pada prasasti Canggal. Jika diterjemahkan sengkalan itu mengacu pada tahun 654 Saka atau 732 Masehi.
Sisi pengetahuan yang tak kalah menarik adalah penemuan Prasasti Canggal di komplek candi tersebut. Prasasti berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanksekerta ini, sangat kaya dengan informasi. Termasuk informasi tentang berdirinya sebuah kerajaan, yang diduga adalah kerajaan Mataram Hindu.
Secara umum ada tiga poin yang tertulis dalam prasasti berangka tahun 654 Saka (732 Masehi):
Pertama, pendirian sebuah lingga di desa Kunjara Kunja oleh Sanjaya.
Kedua, raja Sanjaya yang memerintah pulau Jawa dengan menggantikan raja Sanna
Ketiga, puja-puji tentang kesuburan dan kesejahteraan rakyat di pulau Jawa.
Pendirian sebuah lingga (lambang Dewa Siwa) adalah ritual yang sangat penting. Hal ini berkaitan dengan pendirian sebuah kerajaan. Sehingga patut diduga bahwa Sanjaya sebagai wamsakarta (pendiri dinasti) merupakan raja pertama di kerajaan Mataram Hindu ini. Dan prasasti Canggal sebagai penahbisan peran Sanjaya dalam garis keturunan raja-raja Mataram Hindu.