Mengengok sejarah peradaban di dunia selama ini, selalu mampu menghadirkan para "pahlawan" baru. Pahlawan yang dianggap sebagai satu-satunya figur yang dianggap mampu menyelamatkan dunia. Dan pahlawan tersebutlah yang akan memimpin dunia pada periode berikutnya.
Saat bangsa-bangsa di dunia mulai terjangkit virus petualangan, lahirlah abad penjelajahan samudra. Keberanian dan kenekadan para pelaut Spanyol dan Portugis mendapat imbalan yang pantas.Â
Rivalitas antar mereka sampai mendorong Paus di Vatikan membuat dua perjanjian penting, Tordesillas tahun 1492 M dan Saragosa tahun 1520 M. Perjanjian yang pada intinya berisi pembagian dunia atas pengaruh dua bangsa besar ini.
Demikian pula, saat bangsa-bangsa Eropa lain terbangun pada masa penjelajahan samudra tahap ke dua, abad XVI -- XX. Bangsa Inggris dan Perancis dengan kekuatan angkatan laut yang lebih modern dibanding dua bangsa sebelumnya tampil ke permukaan.Â
Rivalitas mereka terbangun di hampir setiap penjuru dunia, termasuk di Indonesia.. Tidak banyak yang tahu bahwa kehadiran Raffles maupun Daendeles erat dengan aroma persaingan bangsa Perancis dan Inggris.
Pada abad ke-XX, terjadilah perubahan radikal dalam perkembangan industri dunia. Termasuk di antaranya perkembangan peralatan militer. Nafsu berkuasa di antara bangsa-bangsa besar, melahirkan dua pihak yang berseberangan.Â
Jerman dengan segenap kemampuan militer dan militansi dari tentaranya menjadi ancaman baru bagi Eropa dan Dunia. Inggris dan Perancis yang selama ini tampil sebagai penguasa dunia, minimal diukur dari besarnya wilayah jajahan mereka, tidak bisa berbuat apa-apa.
Peluang ini mendorong tampilnya pahlawan baru, Amerika Serikat. Negara bekas koloni Inggris ini mampu menjadi pahlawan pembela bangsa-bangsa Eropa. Hal ini ditegaskan dengan kemampuan Amerika Serikat meredam ambisi militer Jerman dalam Perang Dunia I dan II.Â
Bahkan mereka mampu membungkam mesin perang Jepang di wilayah Asia. Prestasi ini memaksa negara-negara Eropa harus menundukkan kepala pada Amerika Serikat.
Pasca Perang Dunia II, ternyata pergeseran kepemimpinan dunia itu tidak berhenti. Terhentinya Perang Dunia II, Â melahirkan kekuatan baru yang tidak terbayangkan.Â