Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gegara Corona, Hidroponikku Hidup Lagi

15 April 2020   10:10 Diperbarui: 15 April 2020   20:39 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman hidroponik tidak memerlukan lahan luas. (Foto: KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Pelaksanaan Work From Home (WFH) di Jawa Tengah telah melewati satu bulan. Berarti sudah satu bulan pula, sebagai guru belum pernah tatap muka lagi dengan murid-murid.

Perintah untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh baik lewat daring maupun penugasan menjadi solusi. Sehingga meskipun kegiatan tatap muka tidak terlaksana, komunikasi dengan murid tetap terjalin.

Namun di balik semua itu, ternyata ada yang harus berubah dalam pola hidup berkaitan dengan keadaan ini. Jika semula waktu kita hampir sepertiga hari harus dihabiskan di luar rumah, kali ini berbeda. Hampir seharian kita dianjurkan untuk tetap berada di rumah.

Anjuran stay at home yang rajin disampaikan oleh berbagai pihak menjadi penyebab utama. Anjuran yang luar biasa hebat dengan tujuan memutus mata rantai penyebaran virus Corona di negeri ini.

Perubahan yang paling mencolok adalah pengaturan kegiatan selama di rumah. Sebagai guru praktik, Work From Home (WFH) pasti tidak akan dilakukan seharian, seperti saat kondisi normal. Waktu paling banyak satu atau dua jam saja yang kita gunakan untuk kegiatan pembelajaran tersebut. Selebihnya, terserah kita.

Tersedianya begitu banyak waktu luang tersebut, mau tidak mau memutar otak kita untuk memanfaatkannya. Kalau selama ini waktu luang kita hanya hari Sabtu dan Minggu saja, sekarang begitu banyak waktu luang di depan kita. 

Untung bagi saya, ada sedikit lahan kosong sehingga bisa melampiaskan hobi berkebun. Salah satu di antaranya, kembali mengurus perangkat hidroponik yang selama ini "nganggur" dikarenakan kesibukan seharian di kantor. Mungkin ini salah satu berkah dari virus Corona.

Bagi saya yang hanya menempatkan bertani hidroponik sebagai hobi tentu jauh berbeda dengan mereka yang menjadikannya sebagai usaha pertanian. Sebab jika dihitung-hitung antara pengeluaran dengan apa yang kita dapatkan, jelas tidak imbang. Apalagi kalau berbicara segi keuntungan, wah jauh sekali.

Maka saya tidak tersinggung ketika seseorang mengatakan kegiatan itu adalah kegiatan orang yang kurang pekerjaan. Biarkan saja anjing menggonggong, bertanam jalan terus. Itu prinsip saya. Bagi para hobbies maka segi kepuasan yang menjadi ukuran.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Instalasi hidroponik di rumah tidak terlalu besar, berupa beberapa pipa plastik ukuran 2,5 dim dengan 150 lubang. Penempatan instalasi hidroponik di rumah tidak terlalu khusus, sengaja saya pasang di pagar besi depan rumah. Pertimbangan yang saya gunakan adalah selain untuk dikonsumsi, ketika mulai besar dapat menjadi hiasan di depan rumah.

Kalau orang mengatakan rumit dalam mengurus hidroponik, itu tidak salah. Perkembangan dari mulai sebutir benih hingga munculnya 2 daun utama sebagai syarat siap tanam saja membutuhkan waktu 2 minggu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun