Ku pungut bait-bait itu, ku sisipkan kata demi kata sehingga yang tersisa adalah kata "perjuangan".
Mungkin engkau sedang tertawa...... ataukah sedang sinis pada kata yang ku pungut ini.Â
Yaahhh...............
Itu terbukti saat kau mulai curiga dengan tulisanku. Engkau terus menatap, menikmati bait demi bait yang terlewatkan hingga akhirnya aku membuat paragraf baru di bawah ini. hehehe
Ayah ajarkan aku tentang perjuangan itu, seperti yang selalu ia ceritakan saat hendak aku berdua denganya di sela-sela pekerjaan. "yang terpenting adalah kamu harus menjadi dirimu sendiri, krna saat berjalan kamu hanya bersama dirimu saja, terlepas dari itu. bahkan untuk memahami tuhan, kau harus memahami dirimu sediri"
Aku percaya bahwa sosok prajurit takan pernah menghianati janjinya. karna itu, tugas terbesarnya adalah berjanji bahwa "NKRI harga mati"...........
Dan ayahku kini pensiun dari tugasnya menjadi seorang prajurit.
Tapi................... Ayah,Â
Engkau harus tau. Bahwa engkau tidak sedang berjuang sendiri. Meskipun aku bukan seorang prajurit, tapi aku adalah prajurit untuk diriku sediri. Pantang bagiku mundur apabila sudah ku ucapkan tetap memperjuangkan "Misimu".................Â
Jika engkau menjaga NKRI, aku sebagai anakmu berjanji akan menjaga bibit NKRI itu.
Yaitu generasi muda saat ini...........