Mohon tunggu...
Agusman Syahputra Gulo
Agusman Syahputra Gulo Mohon Tunggu... Aktif Menulis

Menyukai Menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Besok FGD, Panik Nggak Sih? Panduan Bertahan di Tengah Diskusi yang Katanya Serius Banget

17 Juni 2025   17:54 Diperbarui: 17 Juni 2025   17:54 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah dengar kata "FGD" dan langsung keinget kayak diinterogasi tim FBI? Tenang, Focus Group Discussion alias FGD bukan ajang debat kusir atau ajang siapa paling pintar. Tapi kalau nggak siap, FGD bisa jadi jebakan batman yang bikin kepala nyut-nyutan. Artikel ini akan membahas apa itu FGD, fungsinya dalam dunia pendidikan dan kerja, serta tips survive biar nggak jadi "patung hidup" pas diskusi. 

FGD adalah metode diskusi terfokus dalam kelompok kecil untuk menggali pendapat, pengalaman, atau solusi dari sekelompok orang terkait isu tertentu. Menurut data dari Journal of Social Research Methodology, FGD adalah salah satu metode kualitatif paling efektif untuk memahami persepsi dan perilaku sosial karena sifatnya yang interaktif dan fleksibel (Morgan, 1997).

Dalam dunia kerja, FGD sering dipakai dalam proses rekrutmen. Beberapa perusahaan top di Indonesia seperti BCA, Unilever, dan Telkom Group diketahui menggunakan FGD untuk menguji kemampuan berpikir kritis, kerja tim, dan cara seseorang menghadapi tekanan---alias "dilihat bukan cuma otaknya, tapi juga nyalinya."

Kenapa Banyak Orang Panik Menjelang FGD?
Berdasarkan survei dari Glints (2023), sebanyak 68% fresh graduate mengaku merasa cemas saat mendengar kata FGD. Alasannya? Takut nggak bisa ngomong, takut ide ditolak, atau takut jadi "pemain cadangan" yang cuma senyum-senyum tanpa kontribusi. Maklum, kadang FGD bisa berasa kayak lomba siapa paling dominan, padahal bukan itu intinya.

Tips Persiapan: Biar Nggak Jadi 'Filler Character' di FGD

  1. Ngerti Topiknya, Bukan Ngasal Bacot.
    Cari tahu dulu topik FGD. Googling dikit-dikit biar ada amunisi. Misalnya topiknya soal UMKM, ya pahami dulu tantangan dan solusinya. Jangan sampai cuma bilang, "Kita harus berpikir out of the box," tapi kotaknya aja belum paham di mana.

  2. Latihan Komunikasi Asertif, Bukan Agresif.
    Menyampaikan pendapat itu penting, tapi jangan kayak debat pemilu. Nada bicara sopan, tapi tetap percaya diri. Kalau setuju sama pendapat orang lain, tambahkan insight sendiri. Itu nilai plus!

  3. Teamwork Skills: Jangan Sok Jago Sendiri.
    Tujuan FGD itu kolaborasi, bukan kompetisi. Hargai pendapat orang lain, beri ruang bicara, dan jangan motong obrolan kayak MC kondangan.

  4. Jaga Bahasa Tubuh.
    Duduk tegak, kontak mata, dan jangan mainin pulpen terus kayak lagi nunggu skripsi disidang. Bahasa tubuh juga 'bicara' loh.

  5. Simulasi FGD Mini.
    Ajak teman buat latihan diskusi. Pilih topik random, atur waktu, dan evaluasi performa masing-masing. Bisa juga nonton video FGD di YouTube biar dapet feel-nya.

FGD mungkin terdengar intimidating di awal, apalagi kalau disuruh pakai bahasa baku, sikap formal, dan gaya duduk yang bikin pinggang encok. Tapi di balik itu, FGD adalah momen penting untuk menunjukkan siapa diri kita di tengah tim. Jadi, daripada panik kayak nunggu nilai UTS, lebih baik siapin mental, riset, dan semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun