Menggagas Islam dan Lingkungan Hidup
Islam adalah agama yang membawa keselamatan duniawi dan ukhrawi, relevan dengan makna Islam itu sendiri yang berarti selamat. Islam mencakup tiga unsur, yaitu aqidah, syariah dan akhlak, aqidah adalah keyakinan, syariah adalah tatanan dan akhlak adalah prilaku.
Islam adalah agama samawi (agama langit) yang diturunkan oleh Allah SWT, kepada Nabi Muhammad dengan pedoman Al Qur'an, sehingga dalam kandungan Al Qur'an tersebut terdapat banyak pengetahuan tentang konsep Islam terhadap lingkungan hidup, mulai dari penciptaan langit dan bumi beserta isinya, dan juga berbicara tentang penugasan kepada manusia sebagai Khalifah di muka bumi ini untuk melestarikan dan menjaga lingkungan.
Lingkungan hidup adalah  ekosistem dimana makhluk akan hidup, yang merupakan timbal balik antara makhluk hidup dan sekitarnya. Lingkungan hidup terdiri dari biotik dan antibiotik. Biotik adalah manusia, hewan, dan mikroba serta tumbuhan sedangkan antibiotik adalah tanah, batu, dan segala benda yang ada disekitarnya, benda-benda tersebut merupakan unsur yang dapat mempengaruhi dalam ekosistem dalam proses timbal balik.
Maka yang dimaksud dengan Islam dan lingkungan hidup adalah bahwa Islam telah mengatur segala bentuk kehidupan yang diatur dalam kitab al Quran, baik tentang pemanfaatan alam sekitar maupun sumberdaya alamnya, Islam juga mengatur larangan merusak pada lingkungan, agar ekosistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan peredarannya, sedangkan perubahan yang terjadi pada alam sekitar akan mempengaruhi ekosistem, Â jika bergeser nya dari ekosistem yang ada, maka akan menjadi pergeseran yang mempengaruhi cara dan pola dalam kehidupan.
Dalam konsep Islam, bahwa alam semesta ini diciptakan oleh sang penguasa alam yaitu Allah semata, dan dijadikannya manusia sebagai Khalifah serta dijadikannya segala kehidupan ini sebagai arus imbal balik antara manusia dan lingkungannya baik secara biotik maupun antibiotik.Â
Merusak merupakan larangan agama, karena akan menimbulkan dampak yang merubah ekosistem yang ada, hingga kemudian menjadikannya alam tidak lagi dapat lestari dan nyaman untuk disinggahi manusia, karena sesungguhnya alam diciptakan sebagai tempat terbaik bagi manusia.Â