Mohon tunggu...
Dr. Agus Hermanto
Dr. Agus Hermanto Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Hukum Keluarga Islam

Dr. Agus Hermanto adalah dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Lampung, selain itu juga aktif menulis buku, jurnal, dan opini. Penulis juga aktif di bidang kajian moderasi beragama, gender dan beberapa kajian kontemporer lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dakwah Digital Dalam Konsep Moderasi

26 April 2022   05:22 Diperbarui: 26 April 2022   09:42 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dakwah Digital dalam Konsep Moderasi

Dakwah adalah mengajak, menyeru dan merangkul. Dalam bahasa Arab berasal dari kata "da'a-yad'u-da'watan", arti kata dakwah yang berarti menyeru juga terdapat orang atau kelompok yang diseru yang disebut mad'u, dalam suatu dakwah tentunya tidak lepas dari "maadah" yaitu materi atau tema yang disampaikan, selain tema juga terdapat metode yang juga tidak kalah pentingnya dalam berdakwah, dan tidak terlepas juga alat untuk berdakwah.

Berbicara tentang materi dakwah berarti berbincang tentang hal yang di sampaikan atau pesan-pesan dakwah yang hendak disampaikan, dakwah sejatinya adalah mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran, kebaikan adalah yang haq dan kemungkaran adalah yang bathil. Materi dakwah sejatinya memiliki satu target yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara beribadah dan beramal shalih, dengan harapan dapan menjalaninya dengan penuh keikhlasan dengan menggarap ridho Allah dan ketaqwaan.

Berbincang soal mad'u atau sasaran dakwah, sejatinya ada tiga kreteria yang tidak dapat terhindarkan dalam dakwah. Pertama adalah kalangan orang awam, orang awam disini maksudnya adalah orang yang pengetahuannya terhadap agama rendah, sehingga memiliki sikap yang harus dipahami secara benar, selain itu juga membutuhkan metode yang unik seperti banyak cerita, candaan yang santun dan beberapa metode yang dapat menyentuh hatinya.

Kedua adalah orang menengah artinya adalah orang-orang yang telah memiliki pemahaman agama, sehingga tidak lagi butuh materi dasar, melainkan tambahan ilmu, sehingga metode menyampaikannya juga agak sedikit lugas dan dapat dipahami. Ketiga adalah kalangan intelektual, kalangan ini adalah kalangan unggul, sehingga kalangan ini tidak banyak seorang pendakwah harus menyampaikan materi dakwahnya kecuali secara ilmiah, logis dan dapat diterimanya.

Berbicara tentang sebuah metode tentunya tidak lepas dari sebuah cara agar orang yang diajak tidak mengelak, sehingga mudah untuk dirangkul. Metode akan sangat menentukan pada dapat diterima atau tidaknya materi dakwah kita, karena meskipun materinya baik jika metodenya tidak baik akan menimbulkan problem, maka ada istilah "al tahariiqatu ahammu minal maadah" 

Metode itu lebih penting dari sekedar materi. Berbincang soal metode, berarti berbincang soal moderasi, penyampaian dakwah secara moderat artinya merangkul dan tidak memukul, mengajak dan tidak mengejek, membenahi dan tidak mencacimaki, dan cara itulah yang diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW, "saya diutus untuk menyampaikan dakwah dengan cara yang lemah lembut". 

Cara ini juga diajarkan dalam al Quran, " Ajaklah kepada jalan Allah dengan cara hikmah, mauidhah hasanah, wajadilhum billati hiya ahsan" cara dakwah inilah yang kerap kali ditawarkan dalam al Quran dan banyak digunakan oleh para dai secara moderat, bukan pada materinya, karena ajaran agama sudah positif moderat, melainkan metode dan pola berpikirnya yang moderat.

Selain dari metode dalam berdakwah juga tidak kalah penting dan menarik dalam dakwah adalah alat yang digunakan untuk dakwah. Alat dakwah dapat berupa alat tradisional maupun alat modern. Pada akhir dekade ini, semakin berkembangnya pola hidup masyarakat, maka semakin banyak tantangan dalam berdakwah, sehingga jika pada masa para wali melakukan dakwah di Nusantara dengan menggunakan alat tradisional bahkan dengan cara inkulturasi dan akulturasi budaya lokal, pada masa sekarang tantangan dakwah sangat berbeda, hal ini tentunya tidak lepas dari pola hidup generasi milenial yang merupakan generasi digital.

Dakwah digital pada saat ini merupakan cara atau metode dakwah yang moderat dan menarik serta mudah diterima oleh generasi masa kini. Mulai dari WhatsApp, Facebook, instagram dan bahkan media lainnya, seperti YouTube, Tik tok, dan beberapa media lainnya. 

Cara inilah yang ditawarkan oleh generasi saat ini, yang paling luwes. Berbincang hal digital adalah berbincang soal bagaimana digital dapat dimanfaatkan dengan baik, perlu kita sepakati bahwa kemajuan digital adalah hasil pemikiran manusia, yang tidak dapat dielakkan, maka cara menerima kemajuan ini harus dilakukan secara moderat, artinya akhlakul karimah merupakan jalan tengah yang harus digunakan, karena kemajuan akal jika tidak dibarengi dengan akhlak akan menimbulkan mudharat, seperti penyebaran info Hoax, beredarnya video panas, beredarnya kebencian dan isu isi lainnya yang menimbulkan kerusakan sampai pada wilayah ekstrimis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun