Puasa di siang hari ini agak sedikit terasa dengan cuaca panas yang lumayan cukup menyengat kulit kepala.
Anak bujangku satu-satunya davie, terlihat sudah bosan menunggu kedatangan sepupunya rayya yang ketemunya paling setahun sekali saat menjelang lebaran. Setelah ketemu, tertawa ha ha hi dan saling colek sana colek sini, langsung deh main tapi bukan main game di tablet, smart phone atau nonton film anak-anak di tv.
Walah ini malah main permainan yang jadul banget dan itu ular tangga. Entah sejak kapan jenis permainan rumahan mulai dimainkan di indonesia. Yang jelas di era tahun 80an permainan ini pernah saya mainkan sewaktu saya masih duduk di bangku sekolah dasar.
Sederhana memang permainan asal negara india ini. Hanya bermodalkan beberapa pion warna warni dan sepasang dadu, yang dimainkan di atas papan atau alas kertas bergambar dari kotak angka 1 hingga 100. Para pemainnya harus berlomba-lomba menjadi sang pemenang dengan melempar dadu, mengadu keberuntungan siapa yang bisa mencapai kotak ke 100 adalah pemenangnya.
Kadang bisa naik tangganya cepat atau turun drastis cuma gara-gara jumlah lemparan dadu membuat langkah terhenti di area bergambar ular merayap ke bawah atau ke samping yang otomatis membuat posisi pion harus turun lagi ke bawah begitu dan seterusnya. Seperti perjalanan hidup bukan?
Ludo, ular tangga, halma hingga monopoli adalah sebagian kecil dari dari sekian banyak jenis permainan rumahan sepanjang masa yang saat ini sudah mulai ditinggalkan bahkan terlupakan oleh kids zaman now yang jauh lebih akrab dengan gadget dan gawai sejenisnya.
Adakah yang masih memainkan permainan ini ? Tapi bukan yang di smart phone yah...