Mohon tunggu...
Agus Apandi044
Agus Apandi044 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Hobi saya yaitu berbisnis dan belajar marketing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekspansi Bisnis Perusahaan Multinasional

15 Juni 2022   20:00 Diperbarui: 15 Juni 2022   20:05 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Studi Kasus: Analisis Ekspansi Bisnis Xiaomi di Indonesia

Xiaomi merupakan merk dagang perusahaan elektronik dan software yang berbasis di Beijing, Tiongkok. Xiaomi mengembangkan, mendisain, dan menjual smartphone, acsesoris gadget dan produk elektronik lainnya. Smartphone pertamanya dirilis pada bulan agustus 2011 dan mengalami peningkatan pangsa pasar dengan pesat di Tiongkok sehingga Xiaomi diakui sebagai perusahaan smartphone terbesar di Cina pada tahun 2014. Kemudian di tahun 2017 Xiaomi menjadi perusahaan smartphone terbesar ke-5 di dunia. Lei Jun adalah orang yang mendirikan perusahaan Xiaomi, Lei Jun diperkirakan meraup laba bersih sekitar USD 6,8 milliar. Dia berada di diperingkat ke-24 orang terkaya di Cina pada tahun 2017. Xiaomi dinobatkan sebagai start-up teknologi paling bernilai setelah mendapat dana sebesar USD1,1 miliar dari para investor, kemudian pada 2014 total nilai aset yang di memiliki perusahaan Xiaomi yaitu lebih dari USD 46 miliar. Pada tahun 2014 juga, Xiaomi mengumumkan akan berekspansi ke luar negeri atau pasar internasional, dan target utamanya yaitu wilayah di negara-negara Asia Tenggara termasuk  Indonesia[1].

 

Adanya perusahaan elektronik yang akan berekspansi ke Indonesia harus mematuhi regulasi yang telah dibuat oleh pemeritah Indonesia yaitu Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). TKDN merupakan nilai atau persentase komponen produksi buatan Indonesia yang digunakan dalam sebuah produk berbasis jaringan 4G LTE. Tujuan utamnya adalah untuk mengurangi defisit perdagangan akibat banyaknya barang-barang impor yang masuk ke Indonesia. Untuk mematuhi kebijakan tersebut Vendor diharuskan memakai komponen, produk, dan atau jasa dari dalam negeri untuk merakit  produknya dan memperoleh nilai TKDN.

 

Strategi yang digunakan oleh perusahaan  Xiaomi yaitu dengan  bekerjasama dengan perusahaan produksi ponsel terbesar di Indonesia yaitu PT. Sat Nusa Persada

 

Dengan berkolaborasi, Xiaomi berhasil menerapkan value chain yang sesuai dengan peraturan yang ada di Indonesia, diantaranya 1) Inbound Logistic: Xiaomi mampu memenuhi peraturan TKDN sebesar 30% dengan menggunakan bahan dasar yang berasal dari Indonesia, walaupun untuk komponen-komponen  yang rumit seperti motherboard, prosesor, hingga ram, sampai saat ini Xiaomi masih mengimpor dari Tiongkok kemudian akan di rakit di PT. Sat Nusa Persada. 2) Operations: dalam merakit ponsel, Xiaomi mempercayakannya kepada PT. Sat Nusa Persada. Untuk perakitan ponsel di pabrik ini dilakukan oleh para pekerja-pekerja yang berasal di Indonesia. Selain itu,  Xiaomi juga melakukan pelatihan training dan transfer of technology dengan Indonesia. 3) Outbound Logistic: dalam  pendistribusian, Xiaomi juga menggandeng beberapa perusahaan resmi untuk memasarkannya ke pasar Indonesia, salah satunya adalah PT. Erajaya Swasembada Tbk. 4) Marketing and Sales: terkait periklanan, Xiaomi tidak mempromosikan produknya lewat iklan video di TV, melainkan dengan meyakinkan dan mempercayakan kualitas produknya kepada para  fans fanatik merk ponsel Xiaomi ini atau yang disebut dengan Mi Fans. Ke seriusan Xiaomi  mempromosikan produknya yaitu  lewat media sosial dan E-Commerce.

 

Dalam memasarkan produknya di pasar Indonesia Xiaomi menggunakan strategi harga rendah (low price strategy) di semua produk elektroniknya, khususnya ponsel. Harga produknya yang tergolong rendah dan terjangkau untuk kalangan menengah kebawah, membuatnya diminati oleh masyarakat Indonesi.  dengan kualitas produk yang tidak kalah kompetitif dengan produk lain. Strategi ini digunakan Xiaomi karena perusahaan ini menyadari bahwa akan sangat sulit untuk menyaingi merek terbaik di pasar, dan juga Xiaomi membutuhkan buyer pelanggan dengan cepat. Maka hal yang dilakukan Xiaomi adalah dengan memberikan produk yang berkualitas dengan menetapkan harga yang rendah. Xiaomi hanya mengambil keuntungan dari penjualan ponselnya sebesar 5%, cara Xiaomi mengganti sumber keuntungannya yaitu dengan menjual aplikasi yang ada di software ponselnya, "MIUI" yang telah membantu menghasilkan lebih dari $ 4,9 juta pendapatan Xiaomi setiap bulan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun