Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Regenerasi Bersama Bank BRI

18 Desember 2017   08:35 Diperbarui: 18 Desember 2017   08:35 1765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Bank BRI, Semangat Menabung Tumbuh dan Diwariskan Ke Anak-cucu. sumber: dokpri

"Rajin Menabung Pangkal Kaya", pepatah ini sangat sering saya dengar sedari anak-anak. Kembali teringat masa kecil, ketika itu ayah saya seorang pendidik, selalu berkata seperti ini, "Menabunglah untuk masa depanmu!". Dia selalu mengingatkan walau orangtua memberikan uang jajan, sebahagian harus disisihkan untuk ditabung. Sementara di rumah sudah disediakan tempat tabungan masing-masing, bisa dibuatkan dari bambu atau dari kaleng bekas susu. Kegiatan menabung dilakukan sejak dini untuk investasi masa depan, begitulah nasehat orangtua yang dapat saya tangkap dan praktekkan hingga di era kekinian.

Dimasa itu juga, kegiatan menabung tidak hanya dilakukan untuk membiasakan kebaikan, menyisihkan apa yang didapat untuk diinvestasikan ke masa yang akan datang, juga untuk mengantisipasi adanya kebutuhan mendesak, misalnya: tiba-tiba ada salah satu anggota keluarga yang sakit. Karena masa itu asuransi masih barang yang langka, maka untuk membiayai biaya pengobatan, diambillah dari uang tabungan anggota keluarga. Jika belum mencukupi, maka investasi berupa emas bisa di jual untuk menutupi biaya pengobatan.

Kegiatan menabung, secara harafiah adalah menyisihkan sebahagian dari yang kita punya (pendapatan) untuk dikumpulkan dalam jangka waktu yang lama sehingga nilainya semakin lama semakin bertambah yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila sangat dibutuhkan. Menabung tidak hanya dalam bentuk celengan, sejak masa penjajahan, di Negara kita sudah ada Bank sebagai tempat masyarakat menabungkan duitnya ataupun tempat menyimpan barang-barang berharga lainnya, seperti emas dan dokumen-dokumen berharga, semisal surat tanah, kebun dan surat penting lainnya.

BRI Bank Pertama Di Kecamatan Kami

Di Indonesia, geliat menabung muncul setelah BRI (Bank Rakyat Indonesia) resmi beroperasi sejak tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia..." (sumber: ir-bri.com) yang fungsinya tentu untuk melayani rakyat pribumi (penduduk Indonesia asli) yang memang pada saat itu mendapat perlakuan yang tidak adil dari penjajah.

BRI terus berkembang setelah Indonesia merdeka. Lewat Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 menyebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik ini, sehingga otomatis BRI mendapat hak untuk membuka cabang di seluruh pelosok tanah air. BRI mulai merambah ke daerah-daerah terpencil, tertinggal dan terbelakang tentunya untuk mengedukasi dan memfasilitasi masyarakat Indonesia agar gemar menabung demi masa depan yang lebih baik.

Orangtua saya, mengamini hal itu dengan segera membukakan akun di bank BRI atas nama mereka dan seluruh anggota keluarga. Kami ada enam bersaudara, kala itu kami semua sudah dibuatkan tabungan masing-masing, tujuannya sederhana: "Agar anak-anakku ini bisa menikmati masa depan mereka dengan baik, agar mereka memiliki semangat gemar menabung, agar mereka tidak kalah dengan anak-anak lain, jangan dianggap mereka ketinggalan, tidak tau buku tabungan, tidak tau yang namanya menabung". Karena jujur, saat itu masih sedikit yang punya buku tabungan dan menabung di bank masih dianggap khusus untuk orang-orang kaya. Biasanya masyarakat menengah kebawah masih dianggap suka menabung duitnya di bawah bantal, tempat tidur atau ditempat tersembunyi di dalam rumah.

Dengan motor Vespanya, setiap sehabis gajian ataupun setiap ada rezeki dari hasil penjualan kopi maupun tanaman-tanaman muda lainnya, ayah saya berangkat ke Kecamatan Sumbul, Kab. Dairi -- hanya disitu ada bank BRI -- menyetorkan uang tabungan bernama Simpedes (Simpanan Masyarakat Pedesaan) kami sekeluarga (ada delapan buku tabungan) yang telah beliau siapkan untuk kami. Beliau membagi-bagi uang tersebut ke semua buku tabungan secara merata. Simpedes adalah buku tabungan pertama sekali kami punya. Dengan Simpedes tersebut, kami bangga bisa menabung dengan baik. Tabungan dari celengan yang kami kumpulkan, setiap bulannya kami buka untuk disetorkan ke BRI dan dimasukkan ke Saldo Tabungan Simpedes kami. Begitulah adanya hingga kami memasuki usia menginjak bangku kuliah.

Simpedes Memberikan Hadiah Sepeda Motor

Lantas apa keuntungan menjadi nasabah BRI, khususnya Simpedes? Disamping keuntungan menabung di bank, memberikan rasa aman, kenyamanan, kemudahan dan investasi jangka panjang, ternyata BRI memberikan kemudahan lainnya dalam rupa Simpedes. Apa itu? Peluang untuk menjadi pemenang undian!

Lah, kok bisa? Ya jelas bisa donk! Karena BRI disamping memberikan kemudahan dalam penyetoran kapan saja asalkan dalam koridor BRI, BRI juga memberikan kemudahan dalam penarikan saldo berapapun, asalkan masih mencukupi! Juga kemudahan lain adalah masalah jaringan, sudah terkoneksi dengan baik di seluruh tanah air, bahkan hingga ke mancanegara! Telah saya ceritakan diawal bahwa BRI adalah bank pertama yang otomatis sudah ada diseluruh pelosok nusantara, sehingga saat berkirim (transaksi) bisa dilakukan dan sudah terkoneksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun