Mohon tunggu...
Agus Salim Jombang
Agus Salim Jombang Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Hadir untuk selalu belajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cermin Kebaikan

29 Januari 2020   11:47 Diperbarui: 29 Januari 2020   12:01 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ngopi itu inspirasi.

Bakul kopi berkisah tentang tiga anaknya, luar biasa. Kita bisa mengambil hikmah darinya. Dan itu pilihan serta terserah kepada Anda untuk menentukannya.

Anak pertama, laki-laki. Lulus di sekolah kedinasan tingkat SMA. Masa studinya empat tahun. Tiga tahun belajar dan praktek di sekolah. Tahun keempat full praktek di luar sekolah.

Semasa sekolah ia aktif di organisasi intra sekolah dan ia akhirnya bisa menduduki ketua organisasi intra sekolah. Prestasi yang luar biasa. Sukses studi dan sukses kepemimpinan.

Gebrakannya menghapus ploncoisasi dan berhasil. Ia tidak ingin unsur kekerasan fisik yang tidak mendidik menjadi momok dan kadang memakan jiwa.

Tahun keempat ia magang di perusahaan BUMN dan bergaji di atas UMK selama setahun. Tapi tidak ada ikatan dinas lho. Ia dapat magang disitu karena prestasi dan dedikasinya.   Namun setelah lulus dan selesai magang hampir setahun belum mendapatkan tempat kerja. Untung ia tetap berusaha dan tidak putus asa. Kini ia mengadu nasib di kota besar setelah meminta maaf dan restu orangtuanya, terutama ibunya.

Anak kedua, laki-laki. Sekolah SMA biasa-biasa. Saat akan masuk sekolah kedinasan gagal, sebab berbagai hal. Gagal tak menyurutkan niatnya untuk kuliah. Akhirnya berhasil.

Ia anak yang sangat berbakti pada orangtuanya, terutama ibunya. Ia tak pernah menolak perintah ibunya. Bahkan saat disuruh mengambil barang ke tetangga yang menurut ayahnya urusan khusus perempuan, ia tetap melaksanakan.

Sebelum kuliah ia membantu jualan kaki lima dan melamar di beberapa perusahaan. Tiga diantaranya lolos. Ia memilih satu diantaranya dengan istikharah serta masukkan dari orangtuanya. Ia memilih dan pas sekali. Perusahaan masuk tanpa sip kerja sehingga sore hari bisa kuliah. Hebat. Itulah buah berbakti pada orangtuanya.

Anak ketiganya perempuan. Ia duduk di SMA. Kakak keduanya sangat sayang dan melindunginya, bahkan kakak pertamanya saat akan pergi ke kota besar berpesan ke adiknya agar  menjaga adik perempuannya.

Luar biasa kakak kedua melaksanakan, walau kadang adik perempuannya menggodanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun