Tepat hari ini (09/02) meskipun di penghujung akan berakhirnya tanggal 9 februari, izinkan saya ingin mengucap selamat dan mengapresiasi atas Hari Pers Nasional. Selamat atas kinerja para media pers Indonesia selama ini sejak era kemerdekaan turut berkembang sesuai jaman dan punya pengaruh besar terhadap perubahan dan masa depan bangsa.
Bagimana tidak, media pers penyambung informasi adalah kunci manusia berkomunikasi atau menyampaikan pesan, sehingga jika informasi itu negatif, tidak baik, tidak benar (hoax) dan tidak tepat justru menjadi kunci timbulnya konflik, masalah baik skala kecil bahkan potensi perang dunia.
Ini sekaligus saya juga berharap kepada para media pers di masa yang akan datang. Apalagi diera 4.0, era teknologi informasi yang semakin cepat dan belum tentu akurat, akan ikut mempengaruhi gaya hidup melalui perkembangan teknologi informasi yang akan mempengaruhi mental,  pengetahuan dan menjadi pengaruh bagi  perilaku hidup sehat masyarakat.
Era 4.0 saat ini secara positif akan semakin mempermudah dan mempercepat informasi dan fungsi kinerja semua bidang baik untuk informasi di sektor umum termasuk sektor kesehatan. Peran media sebagai jembatan atau penghubung bisa menjadi penyulut emosi dan provokasi atau justru promosi dan motivasi publik yang positif.
Sesuai panduan Kemdikbud 2016 terkait pendidikan anak di era digital, Peran orang tua sebagai imigran digital dan anak sebagai generasi digital tidak boleh putus. pengawasan dan kontrol keluarga atau orang terdekat menjadi rem dan alarm generasi digital.
Oleh sebab itu media pers masuk kepada peran lingkungan bisa menjadi penghubung dan sahabat yang baik bagi para generasi digital maupun imigran digital untuk memberikan informasi yang baik dan benar sesuai nilai nilai agama, sosial dan hukum negara dan sesuai usia maupun kondisinya.
Riset dari University of Copenhagen yang juga dirilis laman resmi national geografic februari 2019 lalu, menyatakan bahwa banyak orang menderita "Facebook Envy". Sedangkan pada kelompok yang tidak menggunakan media sosial terkenal seperti Facebook, mengaku merasa lebih puas dengan kehidupannya.
Kasus serupa juga terjadi pada hasil penelitian Nada Bikriyah di Universitas Islam Negeri Jakarta di salah satu sekolah menengah di Jakarta menyimpulkan bahwa media sosial instagram mempengaruhi kesehatan mental peserta didik.
Masih banyak berbagai riset nasional dan internasional mengungkap mengenai dampak  buruknya pengaruh era 4.0 baik untuk generasi digital maupun imigran digital.
Di sisi lain banyak perubahan yang positif juga dirasakan semua pihak dengan hadirnya era.4.0 yang juga meningkatkan kesehatan. Dengan demikian dampak buruk era 4.0 ini bisa ditekan sekecil mungkin supaya terlihat bahwa era 4.0 lebih banyak memberikan manfat baik generasi digital, imigran digital maupun media pers.Â