Dalam konsep pendidikan, keluarga adalah suatu lingkungan pendidikan pertama yang akan diterima oleh seorang anak. Dalam hal ini, orang tua berperan besar dalam memberikan pengetahuan, membentuk watak, dan kepribadian anak dalam suatu lingkungan sosial. Namun, masih banyak keluarga yang masih berpikir bahwa pendidikan dalam keluarga hanya berlangsung jangka pendek, sedangkan pada nyatanya proses pendidikan pada keluarga dilakukan secara terus menerus sepanjang hayat. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dalam keluarga tentang makna pendidikan sepanjang hayat pada institusi keluarga.
      Proses pendidikan sepanjang hayat pada institusi keluarga memiliki dua makna, pertama bahwa proses pendidikan bergantung pada motivasi yang diberikan anggota keluarga kepada anggota lainnya. Makna ini dilakukan secara sadar dan sistematis melalui proses belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Kedua, pendidikan sepanjang hayat merupakan dasar yang kuat untuk pendidikan dalam keluarga sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat senang belajar. Kegiatan belajarnya bersifat tidak terbatas, maksudnya kegiatan belajar ini tidak hanya berfokus pada beberapa aspek saja melainkan untuk mengembangkan dirinya.
      Implementasi pendidikan sepanjang hayat pada keluarga di Indonesia dapat dilakukan dengan beberapa strategi, yaitu dengan proses sosialisasi dan pola asuh. Sosialisasi dalam keluarga dapat dilakukan dengan cara memberikan pemahaman bahwa setiap individu di dalam keluarga merupakan bagian dari masyarakat yang terus belajar dan berkesinambungan melalui interaksi sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga. Proses ini juga dapat membantu anak untuk menemukan peran dan tempatnya di kehidupan sosial secara baik. Strategi lain yaitu pola asuh, dengan menerapkan pola asuh yang tepat pada anak akan memberikan dampak yang baik juga seperti anak akan kreatif, menghormati orang tua, menghargai, tidak mudah stress, dan lainnya.
      Dalam lingkungan sosial masyarakat akan diatur sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Keluarga memiliki peran besar dalam menanamkan dasar-dasar sosialisasi pada anak. Hal ini karena dalam keluarga terjadi proses interaksi yang dekat dan berlangsung sepanjang hayat. Maka dari itu juga, keluarga diharapkan dapat memenuhi karakter kemanusian dan berkembang di lingkungan sosial.