Mohon tunggu...
Agus Tampubolon
Agus Tampubolon Mohon Tunggu... Lainnya - menceritakan energi.

Seorang engineer dan peneliti. Tertarik dengan energi terbarukan, ekonomi energi, efisiensi energi, dan energi optimisasi / pemodelan. Juga penyuka musik Celtic dan Klasik.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Konsumsi Listrik Jawa-Bali antara Maret-April 2020 Turun Dibanding Tahun Sebelumnya

3 Juli 2020   22:32 Diperbarui: 3 Juli 2020   22:36 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri/@aguspradityat

Kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 2 Maret 2020 yang lalu. Sejak saat itu, jumlah kasus positif semakin bertambah, hingga angkanya mencapai 60.695 kasus per tanggal 3 Juli 2020 (sumber : https://covid19.go.id)

Sejak kasus Covid-19 semakin merebak di Indonesia, bekerja dari rumah (Work from Home) menjadi kebiasaan baru. Banyak gedung-gedung perkantoran yang ditutup, begitu pula dengan sekolah, universitas, restoran dan pusat-pusat perbelanjaan. 

Di satu sisi, penutupan kantor, restoran, dan pusat perbelanjaan akan menurunkan konsumsi listrik dari sektor komersial. Namun di sisi lain, dengan orang berpindah tempat kerja menjadi di rumah, konsumsi listrik rumah tangga akan naik. 

Dengan kata lain, akibat adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), terjadi perubahan konsumsi listrik dari sektor komersial menjadi sektor rumah tangga. Namun, bagaimanakah pengaruhnya terhadap total konsumsi listrik, khususnya di Jawa-Bali?

Untuk mengamati pengaruh pandemi Covid-19 terhadap konsumsi listrik Jawa-Bali, salah satu cara paling mudah adalah dengan membandingkan beban harian antara tahun 2019 dengan 2020. Untuk menyajikan perbedaan beban di kedua tahun ini dengan lebih jelas, kita mencari selisih beban tahun 2020 dengan beban 2019.

Jadi, saat konsumsi listrik di tahun 2020 lebih besar dari 2019, nilai selisihnya akan positif (kurva bagian atas). Sebaliknya, saat konsumsi 2020 lebih kecil, maka selisihnya akan bernilai negatif (kurva bagian bawah). Selisih beban ini dihitung untuk tiap tanggal yang sama dan kemudian digambarkan dalam grafik seperti di bawah ini: 

Bila melihat kurva di atas, konsumsi listrik Jawa-Bali antara bulan Januari hingga awal Maret di tahun 2020 masih lebih tinggi dibandingkan 2019. Namun, sejak tanggal 25 Maret, konsumsi di tahun 2020 mulai menunjukkan penurunan.

Untuk lebih jelasnya, kita membandingkan kurva beban bulan Maret-April dan hasilnya adalah seperti grafik di bawah ini. 

dokpri/@aguspradityat
dokpri/@aguspradityat
Saat total konsumsi listriknya dihitung, maka konsumsi listrik bulan Maret hingga April tahun 2019 adalah sebesar 32,1 TWh, atau sekitar 0,92 TWh lebih besar dibandingkan dengan konsumsi listrik untuk bulan yang sama di tahun 2020 yang hanya sebesar 31,2 TWh

 Artinya, selama masa pandemi ini, konsumsi listrik di Jawa-Bali menjadi lebih rendah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun