Mohon tunggu...
W Agung  Sutanto
W Agung Sutanto Mohon Tunggu... Guru - Sambang agar Sambung

guru jas sd di Gunungkidul

Selanjutnya

Tutup

Money

Kais Koin dengan POM Benzin Klasik

8 Mei 2020   09:46 Diperbarui: 8 Mei 2020   09:45 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Jual benzin buat cari rezeki. Walaupun sebenarnya bukan lagi benzin karena keburu nama itu melegenda. Sebagaimana lainnya semisal motor maka orang langsung menyebut honda. 

Hal ini masih dilakukan warga masyarakat kita. Dengan pertimbangan masih laku keras. Apalagi yang jauh dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Banyak di desa-desa. Tak luput juga jalur kota pun juga ada. Dan banyak beralih ke model digital.

Kini mereka sudah pakai alat elektrik tinggal curr seperti SPBU.

Setelah kini memudahkan belinya. Cukup sekiap ribu saja. Mereka tarik biasa ambil keuntungan seribu. Kalau yang digital entahlah yang mereka terapkan. Ada mesin pengaturannya. Mungkin mirip zaman wartel (warung telpon) dulu. 

Tapi di desaku tetap pakai gaya lama. Dengan botol dari kaca. Mereka sebut POM Klasik sebagaimana yang berada di desaku. Alasannya selain alatnya itu mahal. Terus akan pulih berapa tahun. Kata mereka. Dan ini asli literannya bisa dilihat. Sementara yang digital entahlah. Katanya lagi.

Akan marem bila belinya dengan literan. Kata pelanggan yang beli di POM Klasik ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun