Tahun 2003, mungkin umurmu baru 15 tahun. Masih minta uang sama orang tua dan belum memikirkan hidup mandiri. Saat itu mungkin kamu juga belum bermedsos ria. Saat orang-orang membicarakan virus Corona saat itu yang kemudian dikenal dengan nama SARS, mungkin kamu tidak peduli dan bahkan tidak mengetahuinya.
Bahkan Lipi pernah menulis ini di tahun 2003:
"Kasus sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama di sebagian besar media masa dunia. Dan bahkan hari demi hari masyarakat semakin panik karena jumlah pasien yang terus bertambah," (dikutip dari sini)
Tahun 2003 juga panik. Masyarakat dunia dan juga Indonesia panik saat itu. Hanya saja karena media sosial belum digunakan sebagai ajang mobilisasi seperti saat ini, maka 'kepanikan' tidak menular begitu cepat seperti sekarang.
Sekarang tahun 2020, kalau tahun 2003 umurmu 15 tahun, maka sekarang kira-kira kamu sudah 32 tahun. Semenjak virus Corona yang penyakitnya bernama SARS dapat diisolasikan (bukan dimusnahkan) maka setelah hampir 15 tahun kita tidak pernah mendengar lagi penyakit akibat Corona virus itu mewabah. Mungkin karena kamu tidak mengalami kepanikan tahun 2003, maka Corona Virus yang muncul lagi saat ini (setelah 'dorman' selama 15 tahun) kamu anggap 'petaka' dari Tuhan yang sebelumnya belum pernah ada.
Memang, bisa jadi setelah naik gunung selama 15 tahun untuk melatih diri dan mengembangkan kesaktiannya, kini ia turun gurung untuk 'menjajal' kekuatan barunya.
Tentunya, kita semua sudah belajar dari peristiwa sebelumnya. Para dokter dan ahli di bidangnya sudah bertindak maksimal dan belajar banyak dari kasus kepanikan tahun 2003.
Kita boleh waspada dan selalu menjaga diri untuk kesehatan kita, Namun bukan memelihara ketakutan. Mungkin ini merupakan peringatan bagi diri sendiri untuk hidup sehat, tidak membuang sampah sembarangan, bijak dengan sampah plastik dan sesekali mengurangi daging untuk vegetarian dalam beberapa hari. Memilih makanan sehat dan sayur mayur. Jangan lupa berolah raga.
Ya, bisa jadi pola hidup sehat sudah mulai kita lupakan karena semua hal yang menyebabkan kita 'malas' untuk sehat.
Waspada boleh, hindari takut dan sebarkan kebaikan dengan hati penuh cinta di manapun kita berada.
Salam hidup dan sehat