Mohon tunggu...
Agung Setiawan
Agung Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan Humaniora

Mengajar di SMP Negeri 1 Bunguran Selatan Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Kesadaran Belajar di Sekolah. Oleh : Agung Setiawan.

12 Maret 2022   04:24 Diperbarui: 12 Maret 2022   12:58 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lompatan teknologi  harusnya mampu memberikan efek positif bagi  pendidikan di sekolah. Maslahnya, lompatan teknologi yang pesat saat ini justru tidak mampu memberikan output yang diharapkan. Pemerintah melalui Kemendikbudristek hingga harus mengganti Ujian Nasional  (UN) menjadi Asesmen Nasional yang titik beratnya adalah kemampuan literasi dan numerasi. Sebuah tamparan pahit yang harus dirasakan oleh para guru di sekolah bahwa menurut data yang didapat oleh pemerintah, literasi dan numerasi peserta didik saat ini masih rendah. 

Akses internet yang kini sudah menjangkau hampir seluruh pelosok nusantara, APBN yang anggaranya dikucurkan  20 persen untuk pendidikan nyatanya belum mampu mengerek kompetensi peserta didik. Berbanding terbalik dengan saham-saham media sosial yang terkerek ratusan bahkan ribuan persen dalam satu dekade terakhir. Mirisnya,saham-saham media sosial  "terbang"  tidak lepas dari peran  anak-anak kita, peserta didik kita di sekolah. 

Masalah pendidikan saat ini bukan semata-mata dari minimnya sarana, ataupun minimnya akses pembelajaran. Jika kita sedikit menoleh dengan pendidikan kita dua puluh tahun lalu, tentunya  sangat berbeda dari sekarang. Saat itu pendidikan menengah dan tinggi hanya bisa diakses oleh kalangan masyarakat menengah ke atas. Kini,masyarakat menengah ke bawah tidak lagi dipusingkan dengan biaya SPP, uang bangunan, biaya buku dan LKS ataupun pungutan-pungutan yang dulu ada. Kini hampir tidak ada lagi orang tua  yang terpaksa meminjam hutang di sana-sini untuk membayar LKS ataupun peserta didik yang mentalnya harus berkeping karena absen dadakan di depan kelas ketika telat menunggak biaya SPP karena sudah di anggarkan dari dana BOS di sekolah. Orang-orang tua dengan penghasilan minimpun sudah sangat terbantu karena hadirnya KIP mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Namun mengapa pendidikan di malah grafiknya tidak kunjung membaik?

Dari pengamatan yang penulis lakukan di sekolah-sekolah, masalah pendidikan  saat ini sebenarnya lebih pada rendahnya kesadaran peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.  Hal ini tentu tidak lepas dari peranan  guru dalam menghadirkan  pembelajarannya di kelas. Lompatan teknologi harusnya bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai media pembangun kesadaran peserta didik agar mampu membangun kesadaran dari peserta didik tersebut untuk belajar sehingga ke depan di harapkan kualitas pendidikan dan kompetensi peserta didik bisa melompat ke arah yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun