Mohon tunggu...
Agung Wasita
Agung Wasita Mohon Tunggu... Administrasi - pegawai swasta

pegawai swasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Harus Bersyukur atas Toleransi Indonesia

3 Maret 2020   05:00 Diperbarui: 3 Maret 2020   05:04 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Asia ada dua negara dengan penduduk besar, wilayah luas dan keberagaman etnis yang kaya yaitu Indonesia dan India. Negara China meskipun berpenduduk dan berwilayah luas, tapi keragaman etnisnya tidak sekaya dua negara itu.

India dan China sama-sama merdeka pada dekade yang sama yaitu era akhir 1940-an. India punya sejarah dinasti politik yang sangat kuat dibanding Indonesia. Hanya saja India seringkali terlibat pada bentrokan berdarah saat pergantian dinasti atau pelaksanaan satu kebijakan. Kita mungkin ingat pembunuhan kepada Mahatma Gandhi yang merupakan tokoh besar bagi negara dan rakyat India.

Sedangkan Indonesia juga tak lepas dari beberapa dinasti politik, yaitu presiden RI pertama yaitu Soekarno yang menganut faham nasionalis. Juga ada dinasti politik Soeharto yang lebih mengedepankan militeristik dan nepotisme dalam kepemimpinannya. Hanya saja, dinasti politik Soekarno bisa melepaskan dominasi mereka untuk menduduki kursi Presiden dengan mengalihkannya kepada kader partai.

Sama dengan Indonesia, di India juga terdapat beberapa kepercayaan atau agama. Jika Indonesia, umat muslim merupakan mayoritas, sedangkan minoritas yang terdiri dari agama Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu yang mencapai 17,5%. 

Kehidupan toleransi di Indonesia berjalan dengan baik, meskipun di beberapa tempat intoleransi juga tumbuh. Hanya sajamasyarakat Indonesia lebih memilih hidup bersama dengan tenang bersama umat lain yang berbeda agama.

Sedangkan di India, umat Hindulah merupakan mayoritas sedangkan muslim hanya sebanyak 14% atau minoritas. Media memberitakan bahwa di beberapa tempat toleransi di India tidak berlangsung dengan baik. Karena itulah bisa dipahami jika pada akhir Januari lalu, terjadi bentrokan antara umat Hindu dan muslim dengan menimbulkan puluhan korban.

Pluralisme di dua negara demokrasi itu memang tumbuh berbeda. Indonesia, meskipun jauh lebih kaya akan etnis dan pernah dalam suasana represif pada masa Orde Baru, tapi pluralism jauh lebih kondusif dibanding India. 

Sebaliknya India yang juga merupakan negara demokrasi dan multietnis ternyata lebih memprioritaskan landasan agama mayoritas dibanding minoritas.  Sehingga timbul gejolak karena beberapa sebab perbedaan agama itu.

Karena itu sudah selayaknya kita bersyukur bisa merawat pluralism dan memelihara toleransi antar masyarakat di Indonesia, meski kita sangat multietnis. Anggota masyarakat kita saling menghargai dan menghormati pemeluk agama lain dalam konsep Pancasil dan UUD 1945.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun