Selamat pagi kompasioner  yang baik hati, semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia.
Bagaimana perkembangan rewardnya. Tetep semangat menulis ya, agar bertambah pundi-pundi reawdnya bertambah agar bisa buat beli bensin. Kemarin saya mengisi bensin pertamax penuh ternyata terasa juga di kantong. Saya belum memeuhi syarat untuk ikut program reward.
 Pak Sabar sedang memotivasi anak didiknya. "Anak-anakku jadilah manusia yang paling baik, yang paling banyak memberi manfaat. Coba lihat di sekelilingmu saat kau membeli sesuatu yang harganya mahal, kemudian dipakai beberapa waktu. Setelah itu barang yang dibeli  sudah tertinggal dengan trend masa kini maka mau nggak mau barang yang kau beli itu tidak berguna akan diletakkan di pinggir lama-lama diletakkan di gudang dan akhirnya dibuang,"ujarnya sambil menatap siswanya satu persatu.
Sebagai contoh lagi lihatlah pemain sepak bola dunia, saat mereka masih muda, bermain bagus, banyak gol yang dihasilkan maka setiap saat dia akan tampil membela klubnya atau negaranya. Namun lambat laun karena termakan usia dan kemampuan bermainnya menurun maka pelan-pelan pemain tersebut jarang dimainkan dan akhirnya dilupakan.
Jadi kurang lebih seperti itu yang tak berguna pelan-pelan akan dipikirkan dan disingkirkan. Selama masih memberikan manfaat maka masih digunakan tetapi saat sudah berkurang atau tidak bermanfaat maka akan dilupakan. Bukankah emas dinilai dari kadar karat dan manusia dinilai dari manfaatnya?
Kalau ada pertanyaan : Â Siapakah yang kebaikannya paling banyak ?
Siapakah yang pahalanya paling banyak ?
Siapakah yang dirindukan orang banyak ?
Siapakah yang kehadirannya diharapkan orang banyak?
Ternyata jawabnya sama yaitu mereka yang membawa manfaat dan membawa solusi bagi sesamanya.
Waktu mudanya berbuat banyak kebaikan, bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya, menjadi pelopor kebaikan tentunya saat tua masih berguna. Dia bisa memberi nasehat dan masukan untuk generasi muda.