“Menulis adalah seni mengelola keramaian dalam diri. Bagi penulis ekstrovert, kadang keramaian itu malah menyerbu halaman pertama.”
Dalam dunia tulis-menulis, kepribadian penulis kerap memengaruhi warna, gaya, dan struktur narasi. Salah satu tipologi kepribadian yang menarik untuk dikaji adalah penulis ekstrovert, terutama dari pendekatan mesin kecerdasan STIFIn. Mereka bukan hanya ekspresif saat berbicara, tapi juga ‘berisik’ ketika menulis. Dalam konteks ini, ‘ramai’ bukan berarti buruk—tetapi sebuah tanda bahaya yang patut dikelola dengan sadar.
Jika tidak hati-hati, “keramaian” itu bisa menenggelamkan pesan inti tulisan dan membuat pembaca kelelahan sebelum mencapai kesimpulan.
Siapa Penulis Ekstrovert Itu ?
Menurut pendekatan STIFIn, mesin ekstrovert meliputi eThinking (analitis, pandai), eIntuiting (kreatif, inovatif), eSensing (fakta dan pengalaman, memori, rajin) dan eFeeling (relasional dan emosional)
Berbeda dari mesin introvert yang menggali dari dalam, penulis ekstrovert mengandalkan energi luar untuk menulis. Mereka menyerap dari interaksi sosial, emosi, peristiwa, dan dinamika sekitarnya. Saat ide datang, mereka langsung ingin menuangkannya. Bahkan, menulis terasa seperti ‘bicara’ bagi mereka: mengalir, lepas, penuh energi.
Namun, seperti kata pepatah, “yang mengalir deras kadang tidak tahu arah.”
Mengapa Tulisan Mereka “Terlalu Ramai”?
Ada beberapa karakteristik umum dari penulis ekstrovert yang menyebabkan tulisannya terasa terlalu ramai. Yaitu, ia terlalu banyak ide dalam satu tulisan. Alurnya pun kurang terstruktur karena mengikuti aliran spontan. Ini mungkin karena ia terlalu emosional atau personal saat menulis. Akibatnya, ia sulit membedakan mana informasi penting dan mana yang sekadar ekspresi. Selain itu, ia pun mudah terdistraksi oleh komentar dan respons sosial dari luar.
Alih-alih menyampaikan pesan dengan jernih, penulis ekstrovert kadang justru membanjiri tulisan dengan suara internal yang belum disaring. Itulah mengapa banyak dari mereka mengalami kesulitan dalam self-editing, karena merasa semua yang ditulis adalah “bermakna”.
Tipologi Penulis Ekstrovert Menurut STIFIn
Untuk memahami lebih jauh, mari kita menyusuri empat mesin ekstrovert dalam kerangka STIFIn. Yakni eThinking, eIntuiting, eSensing, dan eFeeling, kemudian melihat bagaimana masing-masing mempengaruhi gaya menulis serta jebakan yang menyertainya. Tegasnya, mari kita lihat lebih dekat kelebihan dan jebakan masing-masing mesin ekstrovert saat menulis:
* Seorang penulis dengan mesin eThinking, misalnya, adalah sosok yang sangat cepat menangkap pola dan menyusun argumen logis dalam pikirannya. Tulisan-tulisannya umumnya bernas, penuh analisis, dan cermat dalam menyusun kerangka logika. Ia piawai membuat opini tajam, esai analitis, dan pembacaan situasi yang faktual. Namun kekuatannya ini sekaligus bisa menjadi jebakan.