Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - guru SMA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dari Nol Menuju Puncak, Berbagi Inspirasi dengan Keteguhan Hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesetiaan Sejati di Masa Pandemi

26 Desember 2020   08:26 Diperbarui: 26 Desember 2020   08:41 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kesetiaan Sejati di masa pandemi

Kesetiaan menurut KBBI adalah berpegang teguh (pd janji, pendirian, dsb); patuh; taat: bagaimanapun berat tugas yg harus dijalankannya. Kesetiaan dalam diri sangatlah penting untuk memupuk iman kita. setia dalam perkara kecil, memang sangatlah berarti.untuk membangun dasar iman kita. 

sekecil apapun kesetian diri untuk selalu berbuat baik,harus kita lakukan secara terus-menerus sampai ajal menjemput kita. sekecil apapun perbuatan kita bila dilakukan dengan setia tanpa mengeluh dimasa pandemic ini, membawa hidup ini untuk keluar dari zona nyaman untuk menghadapi tantangan dunia ini. 

Banyak sekali keteladanan dari para pendiri bangsa untuk mempertahankan negeri ini, tokoh-tokoh agama yang kita yakin dan berhasil mempertahankan kesetian itu. memang tidak mudah,kalau kita tidak mengawalinya dari sekarang. Tidak ada yang instan untuk mempertahankan kesetian ini,tidak emudah membalikkan telapak tangan.

Berkat  Dia yang memberikan kesetian itu, maka kita menjadi ringan untuk lepas dari jeratan putus asa, dalam mempertahankan keutuhan hidup ini.terutama dalam mempertahankan keutuhan hubungan kita pada sesama, diri sendiri dan keluarga. Dalam menghadapi manis dan kepahitan hidup ini, ternyata pengorbanan diri menyelamatkan kesetian sejati itu. pengorbanan diri bukan berarti diri kita mau rela mempertahankan kesetian itu untuk siapa saja dalam berbuat baik. 

Menanggalkan keegoismean diri, kebebalan diri, keangkuhan diri, kekerasan hati dan kesombongan diri. Lepas dari itu pengorbanan diri tidaklah sia-sia belaka, malahan membantu kita semakin dekat dan intim dengan Dia agar tejalin sangat indah pada waktunya. Bila kita selalu merawat rohNya dengan baik.  yang selalu bersemayam dalam diri ini. Menghidupi RohNya bisa dilakukan dengan berdoa,mengucapkan syukur setiap hari,merawat hubungan baik diri, sesama, alam dan Dia agar tetap lestari untuk anak cucu kita. Agar kita selalu lepas dari rasa tinggi hati dan rendah diri.

Dari kesetian diri ini, pun juga harus belajar untuk mengampuni sesama di saat kita mengalami penghinaan, di khianati, diperlakukan tidak adil, disingkirkan, dianggap remeh, di benci, dianggap rendah dan miskin. Memaafkan sudah biasa dilakukan untuk membebaskan orang dari dosa dan kesalahannya. tapi mari berbalik untuk mengampuni diri sendiri untuk semakin setia padaNya dari rasa sakit dan luka batin dalam diri. 

Agar kita memaknai kesetiaan sejati itu sebagai salah satu obat yang ampuh untuk selalu berbuat baik saat akun  di blokir. dan bangkit kembali untuk setia menulis untuk salah satu perbuatan baik, menanamkan benih-benih kebaikan dariNya. Keberanian diri untuk berbuat baik menolong diri dan sesama tanpa pamrih, teguh dalam ini dan kembali menulis memantapkan diri untuk semakin setia dalam perkara kecil untuk mewarnai dunia ini dengan segala kebaikan yang kita miliki.

Legawa ternyata muncul dengan sendirinya disaat kesetian sejati ini terbina dengan baik. Dalam kesunyian hati ini kesetiaan diri menjadi pupuk dan penghiburan agar kita untuk semakin dewasa jasmani dan rohani ini.  Bagaimana kita bisa hidup dalam kesetiaan?

 Dengan bersandar pada kesetiaan Tuhan yang tidak berubah. Jika kita tidak setia, Allah tetap setia. Kebenaran ini seharusnya mendorong kita untuk bertumbuh di dalam kesetiaan dan bangkit kembali tatkala kita jatuh di dalam ketidaksetiaan.

 Belajar untuk setia mulai dari perkara-perkara yang kecil. Misalnya, dalam hal membaca Alkitab, berdoa, berbakti, memberi persembahan, dan melakukan dengan tanggungjawab tugas-tugas yang ada di depan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun