Mohon tunggu...
Agung Kuswantoro
Agung Kuswantoro Mohon Tunggu... Administrasi - UNNES

Pengin istiqomah dan ingin menjadikan menulis menjadi kebiasaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Sifat Allah Arrohman dan Arrohim

3 Januari 2016   09:00 Diperbarui: 3 Januari 2016   09:21 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Malu rasanya saya sebagai muslim mendengar berita mengenai pendiri facebook, Mark Zuckerberg yang mendonaturkan 99% sahamnya untuk amal di yayasan yang ia dirikan bersama istrinya, Priscilla Chan. Sekali lagi 99% atau 615 trilyun untuk keperluan amal.

Keputusan Mark tersebut dituliskan melalui sepucuk surat untuk bayi perempuannya yang baru lahir (akhir Novermber 2015) di halaman facebook Mark pada Selasa (1/12/2015). Posting surat tersebut mendapatkan respon lebih dari 570.000 likes. Yayasan amal tersebut ia namakan Chan Zuckerberg Initiative. Tujuan ia menyalurkan kekayaannya adalah agar dunia menjadi lebih baik saat Max (anaknya) tumbuh dewasa nanti. Sedangkan tujuan pembentukan yayasan Chan Zuckerberg Initiative yaitu untuk memajukan potensi manusia dan mempromosikan kesetaraan bagi semua anak generasi mendatang.

Sempat berpikir, saya mendengar kabar tersebut. Dalam hati bertanya mengapa mereka yang tidak menuhankan Allah dengan semangatnya mampu melakukan pekerjaan mulia? Dimana pekerjaan tersebut tidak memikirkan dirinya sendiri? Bahkan ia sangat peduli dengan generasinya? Mengapa Allah mengizinkan hambanya yang tidak menyembahnya memiliki kekayaan yang banyak seperti dia?

Pertanyaan dan berita di atas merupakan pukulan telak saya sebagai seorang muslim. Bagaimana tidak? Ada juga seorang muslim yang taat namun kehidupannya belum mapan atau susah dalam kehidupannya. Padahal, ia melakukan ibadah kepada kepada Allah. Maka menjadi tidak adil, melihat kondisi tersebut dibandingkan dengan cerita di atas. Di manakah letak kasih sayang Allah tersebut?

Melihat keadaan tersebut, mari kita simak kalimat Allah dalam ayat pertama di surat alFatihah yaitu bismillahirrohmanirrohim, yang artinya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyang. Mari kita cermati satu ayat tersebut. Sebelumnya, mohon maaf saya bukanlah ahli tafsir, namun ingin menyampaikan dari materi yang pernah saya dapatkan waktu mengaji dengan pak Kiai.

Sebutlah nama Allah terlebih dahulu yang memiliki sifat Rohman dan Rohim. Sekali lagi Rohman dan Rohim. Ibarat manusia, yang akan mengenalkan dirinya dengan sebuah kartu nama, biasanya dengan alamat lengkap dan pekerjaannya. Demikian juga, Allah mengenalkan dirinya dengan kartu nama, yang cukup dengan sifat Nya yaitu Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan, kedua sifanya tersebut sebagai nama baik Dia, yang termasuk dalam asmaul husna pada urutan yang pertama dan kedua. Maknanya kedua sifat ini sangat penting bagi hambaNya untuk kita cermati.

Menurut Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, “Arrohman artinya Yang memiliki rahmat, kasih sayang yang luas, mengikuti wazan (bentuk kata) fa’lan dalam bahasa Arab menunjukkan makna luas dan penuh. Semisal dengan kata ghodban yang artinya marah, dimaknai penuh kemarahan.

Al Arzami mengatakan Arrohman artinya Yang Maha Pengasih terhadap seluruh makhluk, sedangkan Arrohim artinya Yang Maha Pengasih terhadap kaum mukminin.” (Tafsir Ibnu Jarir Ath-Thabari, Tafsir Basmalah). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan Arrohman adalah yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu di dunia, karena bentuk kata/wazan fa’lan itu menunjukkan penuh dan banyak. Sedangkan arrohim, yang rahmatNya khusus terhadap kaum mukimin di akhirat.

Misal sifat rohman Allah yaitu Allah menyediakan sungai atau air untuk kebutuhan hewan, tumbuhan, dan manusia. Allah menyediakan air tersebut untuk hewan. Allah tidak memandang hewan tersebut beribadah atau tidak. Demikian, tumbuhan. Allah menyediakan air untuk tumbuhan, tidak memandang tumbuhan tersebut bertasbih atau tidak. Demikian juga manusia. Allah menyediakan air untuk manusia, tidak memandang apakah manusia tersebut menyembah kepadaNya atau tidak. Secara keseluruhan air tersebut diberikan kepada mahkluk Nya. Tidak pilih kasih, apakah makhluk tersebut menyembah kepadaNya atau tidak menyembah kepadaNya. Bahkan, hewan dan tumbuhan yang tidak berakal pun diberikan. Itu pertanda jika Allah memiliki sifat Rohman kepada mahluknya.

Bahkan disebutkan dalam hadis (qudsi) bahwa seekor singa yang sifatnya sangat buas saat marah, namun jika ia akan melahirkan bayinya, maka ia merunduk. Mengapa dia merunduk? Karena menjaga agar bayinya selamat saat persalinannya sehingga mampu bertahan hidup hingga dewasa. Makna kejadian tersebut bukti bahwa sifat rohman Allah muncul dalam kejadian tersebut. Logikanya, dengan kejantan singa tersebut saat melahirkan bayinya, ia akan memangsa anak tersebut.

Jika kita terjemahkan dalam kehidupan sehari-hari, bahwa Allah menebar dan mengahamparkan rizki untuk mahlukNya tanpa kekurangan sedikit pun. Tugas mahluknya adalah menjemput rizki tersebut. Ingat, menjemput, bukan mencari rizki. Karena apa? Rizki sudah ditentukan Allah, sehingga sebagai hambaNya kita hanya menjemput dengan jalan berusaha, bekerja, dan berdoa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun