Selamat, Â khususnya Kompasianer's yang tinggal di kota Semarang dan sekitarnya. Bersamaan dengan pemberlakuan Gapeka (Grafik Perjalanan Kereta) 2023, PT. KAI mempersembahkan Kereta Api Argo Merbabu. Kereta baru, yang melayani relasi Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng - Stasiun gambir (P-P).
Duh, senengnya, tambah lagi pilihan dalam berkereta. Saya berkesempatan, turut dalam perjalanan perdana KA Argo Merbabu. Dan di hari yang sama, bersamaan dengan peluncuran empat KA eksekutif yang lain. Dan saya, akan ficus di Kereta Api Argo Merbabu-nya saja.
Saya mengambil jadwal, berangkat dari Semarang Tawang bank Jateng pada pukul 05.50 Wib. Mematuhi peraturan, saya datang 45 menit sebelum keberangkatan. O'ya, untuk jam keberangkatan yang saya ikuti, sampai di Jakarta jam 11.40 Wib.
Dengan ute perjalanan KA Argo Merbagu, adalah Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng- Pekalongan- Tegal -- Cirebon - Bekasi- jatinegara- Stasiun Gambir. Jujurly, saya sangat senang KA Argo Merbabu berhenti di Stasiun Jatinegara.
Saya yang pengguna commuter line, tidak perlu kesulitan transit dari KA Jarak Jauh ke Commuter. Tinggal mumutar dulu ke pintu keluar, dan kembali masuk melalui pintu tap in. Setelah itu pindah peron, saya mengambil rute relasi Bekasi via manggarai dan turun Sta Tanah Abang.
Pada jam siang hari, jadwal commuter Jabodetabek sedang rapat dan padat. Alhasil saya tidak terlalu lama menunggu commuter, berharap segera sampai sta tanah abang dan transit ke arah Serpong.
------
Nama "Argo Merbabu" mengambil dari nama dari Gunung Merbabu, yang berada di Jawa Tengah, Indonesia. Pemilihan didasarkan pada keindahan, prestise dimiliki Gunung Merbabu, serta peran penting dalam kehidupan masyarakat Jawa Tengah.
Dalam konteks pengambilan nama "Kereta Api Merbabu" untuk sebuah kereta api, merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap keindahan serta makna yang dimiliki oleh Gunung Merbabu.
Nama Merbabu, memberi kesan kemegahan dan kestabilan. Hal demikian, sesuai citra yang ingin dihadirkan oleh kereta api tersebut. Dalam jangak panjang, diharapkan membangun hubungan emosional dan identitas dengan masyarakat Jawa Tengah. Sekaligus menjadi lambang perjalanan, menghadirkan keindahan dan keagungan alam Indonesia kepada para penumpangnya.