Kompasianer's, hari ini terhitung hari ke 29 Ramadan 1443 Hijriah. Â Ramadan tinggal sehari, bulan suci ini segera pergi. Apa yang sudah kalian siapkan, menyambut idul fitri yang akan tiba?Â
Mungkin ada yang sudah siap dengan kue lebaran, atau membeli baju baru, atau sekarang sedang di perjalanan mudik, atau siap-siap dengan uang baru untuk bagi-bagi angpao. Apapun itu, syah-syah saja tidak ada yang melarang. Semoga membuat suasana lebaran, menjadi penuh kegembiraan.Â
Dan semoga selepasnya, kita menemukan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Menjadi orang yang lebih menyenangkan, dan selalu bersetia pada amar ma'ruf nahi munkar-amin.
--
Kompasianers, kita berada di penghujung bulan suci. Bulan berlimpah keberkahan, yang setiap detiknya bernilai ibadah. Ya Rabb, betapa sedihnya hati. Karena amalan seperti sebulan berpuasa, sholat taraweh, tadarus, iktikaf, zakat, dan semua ibadah khusus tak bisa dilakukan lagi. Keutamaan ibadah-ibadah tersebut, dengan terpaksa harus disudahi.
Setiap kita, niscaya akan mendapati. Kualitas puasa Ramadan yang baru selasai, melaui sebelas bulan ke depan. Bagaimana kita membawa nilai-nilai Ramadan, dalam sikap dan tindak tanduk keseharian.
Menurut saya, idul fitri dengan kesiapan lahir memang dibolehkan. Tetapi kesiapan batin, sesungguhnya jauh lebih utama. Mengingat hal tersebut adalah inti dari jerih payah sebulan puasa ini.Â
Apakah kita masih menyimpan, iri, dengki, dendam, sifat pamer, sombong, culas dan sikap tak baik lainnya. Kalau segala sikap dan ucap jelek itu masih ada, artinya hari-hari Ramadan tellah dilalui dengan sia-sia. Sedangkan panjang pendek usia usia, berada dalam genggaman Sang Maha Kuasa.Â
Idul fitri (hari kemenangan) itu, sejatinya hanya diberikan kepada hamba yang bersungguh-sungguh. Karena mereka yang menang, adalah mereka yang menyediakan diri untuk berjuang. Rela tertatih saat Ramadan, rela berlelah- lelah menggapai keutamaan.
Kompasianer's, klik tautan reels di instagram berikut ya.Â