Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22- Now - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menunggu Waktu Berbuka dengan Menyaksikan Kisah Nabi

24 April 2021   19:04 Diperbarui: 24 April 2021   19:05 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya punya kebiasaan baru di bulan Ramadan, yaitu menyaksikan film kisah para Nabi. Aplikasi bernama Youtube menjadi perantaranya, dan waktu nonton bisa diatur seleluasa dan sesempat saya. Biasanya saya mencari waktu selepas subuh, kemudian dan atau waktu menjelang berbuka. Ngaburit ala bapack -- bapack -- hehehe--, menunggu berbuka tak perlu keluar rumah.

Banyak hikmah dipetik dari kegiatan ini, utamanya menambah pemahaman tentang agama yang saya yakini. Sekaligus membukakan mata, betapa Nabi terdahulu berjuang sangat keras, menegakkan syariat dan akidah yang lurus di muka bumi.

Sebenarnya saya memulai, beberapa hari sebelum Ramadan tiba. Dengan memilih kisah Nabi, yang penyebutannya di Quran tidak terlalu sering (dibanding Rasulullah dan Ibrahim). Misalnya Nabi Idris, Soleh, Yunus, Yahya, Ilyas, Ilyasa, Ishak, kemudian Nabi Ayub, Luth, Ismail, Musa, Isa.

Beberapa nama saya sebut, memiliki momentum yang dicatat oleh tinta emas kehidupan. Sehingga namanya mengabadi, bisa dijadikan ibroh dan dipetik hikmah hingga umat akhir jaman.

Kisah Rasulullah manusia sempurna, tentunya tak bakal saya lewatkan. Kepada Beliau sholawat serta salam, nabi terakhir penyempurna nabi sebelumnya membawa rahmat bagi alam.

Dan hari-hari belakangan, saya sedang mengikuti serial Nabi Yakub diteruskan Yusuf. Kisah ayah dan anak yang keduanya Nabi dan saling menyayangi, benar-benar menguras emosi saya.

Setiap perjuangan Nabi menumbuhkan sesak di dada, menaburkan pencerahan dan memantik semangat untuk meneladani. Menyadarkan betapa diri berlumur dosa, sangat jauh dari ajaran yang disampaikan pembawa risalah - Astagfirullah.

----

Kita hidup di era serba digital, semua perangkat yang berkaitan teknologi menjadi bagian keseharian. Kita hidup saat ini, berdampingan dengan alat-alat canggih penunjang keperluan.

Dari semua kalangan dan lintas generasi, setiap orang setidaknya memegang benda bernama smartphone. Hal ini menandakan, bahwa sebagain besar manusia modern melek teknologi.

Ketika teknologi bisa dimasukkan kantong, ketika teknologi bisa dibawa kemanapun maka aneka aplikasi hadir. Kompasianer, siapa tak kenal aplikasi di masa sekarang ini. Hasil karya tak terduga, yang sangat mungkin tak terpikirkan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun