Mohon tunggu...
Agus Santosa
Agus Santosa Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Guru Sosiologi pada SMA Negeri 3 Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Mengikuti Olimpiade Guru Nasional #3

4 Desember 2018   07:07 Diperbarui: 4 Desember 2018   07:17 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari Ketiga.

Pagi hari, mulai jam 07.30 adalah presentasi workshop atau hasil eksperimen di kampus. Saya mendapat giliran berdasarkan undian nomor 10. Sehingga datang ke kampus FIS agak siang, kurang lebih pukul 08.45. Bersama beberapa teman, bu Rita dan bu Desyofianti, kami berjalan pelan-pelan menuju FIS. 

Di perjalanan menuju kampus, kami tidak lagi bicara media pembelajaran. Tapi justru bicara tentang kampus UNY dan jurusan Sosiologi. 

Kebetulan saya cukup tahu tentang Jurusan Sosiologi UNY dan kerjasama serta dukungannya terhadap MGMP Sosiologi Kota Yogyakarta dan DIY, saya banyak menceritakan kepada kedua teman saya itu, dan mereka membandingkannya dengan kampus di mana mereka kuliah.

Tiba giliran presentasi nomor undian 10. Menjelang itu, dua mahasiswa menghampiri meja saya, dan menyatakan sekarang giliran bapak. Degs. Saya merasakan seperti dijemput penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

Masuk ruang presentasi, saya mengucap, "Assalamu 'alaikum, selamat pagi", dijawab oleh kedua Yuri. Di dalam ruang telah siap dua orang dewan yuri dan seorang mahasiswa yang merekam dengan kamera proses presentasi dan seorang mahasiswa yang membantu menyiapkan dan memegangkan alat-alat yang dipresentasikan.

 Waktu presentasi 20 menit, 10 menit pertama untuk presentasi, dan 10 menit kedua untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan yuri. Yuri pertama bertanya, "Pak Agus, mengapa media yang bapak buat itu, kok bukan TTS atau lainnya?". 

Saya menjawab, "Ini saya buat dengan merujuk pada analisis kebutuhan yang saya buat, pak. Sesuai dengan karakteristik murid-murid saya dan profil guru. 

Saya tidak mampu menulis dengan tangan secara rapi. Sehingga saya membatasi banyak tulisan di media yang saya buat. 

Media saya buat yang sederhana, di samping ini sesuai dengan judul workshop, ecomedia sederhana, saya memperhatikan karakteristik murid-murid saya, kalau medianya rumit untuk pesan yang sebenarnya dengan mudah mereka fahami, maka justru akan kontraproduktif. 

Mereka cepat bosan dengan penyampaian pesan yang bertele-tele dalam istilah Jawanya". Saya berusaha menemukan kata ganti bertele-tele dalam bahasa Indonesia, tetapi tidak menemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun