Mohon tunggu...
agoeng widyatmoko
agoeng widyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengusaha pengolah cerita untuk beragam media

Saya adalah pemerhati bangsa dan sekaligus praktikan yang peduli pada perubahan diri dan lingkungan. Untuk hidup, saya menulis banyak hal. Dan kini, saya hidup untuk menulis dan menginspirasi dengan cara-cara yang sederhana, namun mudah dimengerti dan dipraktikkan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Menaklukkan Inflasi dengan Gaji? Ini Cara Ngakalinnya...

11 Agustus 2022   14:23 Diperbarui: 11 Agustus 2022   14:35 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Inflasi siap menelan dompet sampai kantung paling dalam. Jangan kaget, dan siap-siap ambil napas panjang ya. Bener gak sih? Daripada takut sendiri, yuk coba cari tahu cara ngakalinnya...

Oh ya, sebelumnya, tahu nggak sih apa itu inflasi? Gampangnya, inflasi adalah maling nilai uang kita. Misalnya, dulu beli tempe goreng tepung lima ratus dapat sebiji, sekarang dua ribu dapat satu! Naik 300% alias tiga kali lipat! Uang yang sama nilainya, tapi sudah nggak bisa lagi buat beli barang yang sama dalam jangka waktu tertentu. Nah, sudah paham kan? Jadi gimana? Kira-kira dengan gaji yang diterima kamu sekarang bakal masuk golongan yang aman atau deg-degan? Kita main itung-itungan inflasi yuk!

Mari ambil tiga kebutuhan dasar ya, pangan, sandang, dan papan. Untuk pangan, kita cari contoh makanan paling merakyat, mi instan. Yang lagi heboh katanya mungkin naik tiga kali lipat! Sebut saja merek Indomie. Biar gak kejauhan, kita ambil perbandingan di tahun 2000 dan sekarang (2022). Tahun 2000, Indomie rata-rata dijual Rp700. Sekarang? Rp2800 sebungkus. Ini dengan asumsi harga belum naik seperti yang dihebohkan Pak Menteri ya. Naiknya Rp2100 atau tiga kali lipat alias 300%. Jika dihitung perbedaan tahun, maka selisihnya adalah 300 persen dibagi 22 tahun. Jadi rata-rata kenaikan harga per tahun adalah 13,6 persen. Nah, dengan kenaikan segitu, kira-kira naiknya gajimu per tahun ngejar nggak? Ah, masih aman kok... Sip, mantap lah. Tapi, apa iya kamu mau makan Indomie tiap hari?

Yuk, kita sekarang coba cek untuk sandang alias pakaian. Buat gampangnya saja, ehm, maaf, ... kita ambil celana dalam merek Hings. Seingat saya, tahun 2000-an, harganya sekitar Rp12 ribu. Kini, cek harga di marketplace, rata-rata di Rp36 ribuan. Artinya, hampir sama naiknya dengan pangan, yakni sekitar 300% alias per tahun sekitar 13,6 persen. Tapi, kalau mau cari racun Shopee ala Bonge dan Jeje Citayem Fashion Week, kayaknya masih bisa cari yang lebih murce. Tentu, harus cuci berkali-kali sebelum pakai ya... Masih aman kan untuk ukuran kenaikan gajimu?

Nah, terakhir soal papan alias rumah. Ini nih yang sempat diingatkan Menteri Keuangan Terbaik Dunia kita, Ibu Sri Mulyani. Katanya, anak muda zaman now bakal makin sulit beli rumah! Sebab, kenaikannya nggak lagi ngikutin inflasi. Tapi, ikutin maunya pengembang. Beli sekarang atau Senin harga naik! Gitu kata Mbak Fenny Rose di iklan properti beberapa tahun lalu. 

Jadi, mari coba cek dengan dua komponen, harga bahan bangunan dan harga tanahnya. Mulai cek harga batu bata merah. Di tahun 2000-an awal, saat membangun rumah, saya beli per biji sekitar Rp150. Sekarang? Minimal Rp1000. Kenaikannya di atas 600%. Kalau dirata-rata, berarti inflasinya sekitar 26 persen lebih. Bagaimana dengan harga tanahnya? Dulu di daerah Depok Jawa Barat yang sekarang saya tinggali, di tahun 2007, tanahnya baru mencapai 700 ribu per meter persegi. Sekarang? Sekitar 14 tahun berlalu, naik jadi Rp7 jutaan per meter persegi. Naik 10 kali lipat atau 1000%! Ambil rata-rata saja, berarti 1000% kenaikan dibagi 14 tahun, maka per tahun inflasinya 70 persen lebih! Mulai keringetan ya? Duh, gimana bisa kebeli? Belum lagi tetap harus eksis dengan kebutuhan jalan-jalan dan healing. Jadi, gimana nih ngakalinnya? Ada kok, asal mau, asal disiplin, plus belajar. Kata ahli keuangan, gampangnya, amanin yang paling penting dulu dan coba naikin penghasilan.

1. Investasi di properti

Karena ini yang kenaikan inflasinya paling tinggi, coba nekatin cari amannya dulu deh. Sebelum Senin harga naik. Paling terjangkau, coba cari tanah dulu. Kamu berburu tanah yang kira-kira masih bisa terkejar dengan gajimu. Kalau bisa dicicil, maksimal 30% gaji ya. Cari yang jauh asal ada rencana tata kota dan transportasi yang menjangkau daerahmu bisa untung loh. Tips cari tanah yang bikin kantong nggak bolong ntar kita share di tulisan lainnya ya. Intinya, siapkan diri untuk beli tanah. Nekatin aja dulu, sebelum kena getok si inflasi tadi. Oh ya, kenapa tanah dan bukan bangunan sekalian? Ini karena nilai inflasi tanahnya yang paling suka bikin jantungan. 

Ssst... beli tanah mulai dari 45 meter aja masih cukup bagus kok. Plus contekin saja tipe-tipe rumah mungil yang cantik jika nanti mulai akan dibangun. Kalau nilai tanah sekarang Rp2 juta per meter, kamu bisa siapkan Rp90 jutaan. Kalau UMR Jakarta sekitar Rp4,5 juta, maka kamu bisa cicil selama 5 tahunan. Moga-moga aman ya...

2.Jadi jagoan marketplace

Ini buat kamu yang bermental pedagang bakal jadi jalan ngatasin inflasi. Bayangkan, kalau kamu cek di marketplace internasional, kamu bisa dapatin barang-barang unik dan lucu alias hot product dengan harga supermiring. Lalu, kamu jual lagi deh di lapakmu. Ini ilmunya kamu bisa cari dari mastah-mastah marketplace dan mastah ads ya. Tapi intinya, jualan barang kayak gini bisa dapat selisih harga sampai berkali-kali lipat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun