Mohon tunggu...
Agnes Sera Norita
Agnes Sera Norita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB

Don't stop until you're proud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Covid-19 pada Sektor Pendidikan

30 Juli 2021   09:14 Diperbarui: 30 Juli 2021   10:02 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah anda lupa tentang virus Covid-19? Apa itu Covid-19 yang mungkin orang sebut Corona sudah ada sejak tahun 2019 silam. Yang di mana telah merenggut banyak korban dari berbagai negara dan usia. Covid-19 ini pun menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap sektor Pendidikan. Agar memudahkan  anda untuk mengenali lebih dalam tentang asal Covid-19,gejala dan dampak dalam sektor Pendidikan. Bisa dibaca dan simak penjelasan di bawah.

Pada November 2019 dunia digemparkan oleh salah satu varian virus baru yang bernama Covid-19 singkatan dari Coronavirus disease 2019  . Pertama kali virus itu muncul di Wuhan Tiongkok,awalnya virus ini dianggap biasa tetapi virus ini dapat membunuh manusia serta menyebar dengan cepat. Journal of Medical Virology menyebutkan bahwa kasus awal penyakit ini terjadi akibat paparan daging hewan liar dipasar makanan laut Huanan yang menjual unggas dan kelelawar. WHO world health organization telah menyepakati nama virus penyebab Covid-19 sebagai SARS-CoV-2.

Wabah ini juga menyerang Indonesia dengan gejala yang bervariasi mulai dari flu biasa hingga gangguan pernapasan menyerupai pneumonia. Gejala yang dialami oleh orang yang terinfeksi adalah : demam tinggi,batuk kering,hidung berair,berkurang indra penciuman,nyeri tenggorokan,sesak napas. Tetapi gejala Covid-19 berbeda setiap orangnya,tergantung kondisi kesehatan saat itu. Gejala Covid-19 dapat dengan mudah bertambah parah secara cepat yang mengakibatkan gagal napas hingga kematian.

Gejala Covid-19 tidak hanya menyerang sistem pernapasan tetapi disebagian orang infeksi ini juga menimbulkan masalah pada sistem pencernaan seperti diare. Penularan Covid-19 ini tidak hanya berupa gejala tetapi ada juga penularan tanpa gejala atau Asimptomatik. Orang yang mudah terkena virus mulai dari lansia,orang dengan kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit jantung,diabetes,dan paru-paru. Orang tersebut memiliki risiko lebih besar apabila terinfeksi dibandingkan mereka yang berusia muda dan tanpa kondisi tertentu. Tingkat kematian pada lansia mencapai 17-18% dari total jumlah kematian di dunia.

Dilansir dari Our World data dan Jhu Csse Covid-19 data kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 3,03 juta kasus 2,39 juta sembuh dan 79,032 meninggal. Indonesia telah melakukan berbagai cara untuk mencegah penularan Covid-19,mencanangkan protokol kesehatan 5M dengan menggunakan masker,mencuci tangan,menjaga jarak,menjauhi kerumunan,mengurangi mobilitas. Dan pemerintah tidak segan untuk memberikan denda bagi yang melanggar. Indonesia juga melakukan PSBB didasari peraturan pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan penanganan Covid-19,yang dilakukan di beberapa daerah yang diduga terinfeksi Covid-19. Indonesia saat ini sedang melakukan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) yang dilakukan untuk menurunkan jumlah penyebaran Covid-19 di lingkungan keluarga dan memutuskan rantai penyebaran virus.  

Indonesia sendiri memiliki banyak sektor yang terganggu mulai dari sektor Pangan,Pendidikan,Ekonomi,Sosial,Manufactur,Transportasi,Wisata. Terlebih pada sektor Pendidikan sistem pembelajaran menjadi PJJ (pembelajaran jarak jauh) yang sebelumnya pembelajar secara tatap muka (luring) disekolah,tetapi pada masa pandemi ini sistem itu tidak berlaku karena untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Pemerintah meliburkan semua tingkat Pendidikan mulai dari SD,SMP,SMA hingga Perguruan tinggi sampai batas waktu yang belum ditentukan. Pemerintah berupaya mencari solusi agar tetap terlaksana pembelajaran walaupun secara daring dikarenakan Pendidikan adalah salah satu aset kemajuan bagi negara. Pemerintah akhirnya membuat kebijakan belajar di rumah secara daring melalui platfrom zoom,google meet,e-learning,dan media lain.

Metode ini memanfaatkan jaringan internet dengan tetap berada di rumah masing-masing dan melakukan semua pembelajaran secara daring. Tidak dianjurkan untuk datang kesekolah jika tidak berpenting. Dalam sistem ini juga mahasiswa dituntut lebih aktif,kreatif seperti diberi tugas melalui media sosial seperti instagram,youtube dan media lain. Mahasiswa juga diberikan tugas online melalui laman milik sekolah atau kampus mulai dari e-learning,whatsapps,email dan lainnya.

Pada awal diberlakukan pembelajaran secara daring banyak siswa merasa kesulitan. Mulai dari kendala internet,kendala jaringan terlebih bagi siswa yang berada dipelosok,biaya kuota,kurang paham terhadap materi,dan kesulitan jika ada pembelajaran secara praktek. Tidak hanya mahasiswa yang kesulitan dalam pembelajaran para pengajar juga mengalami banyak kendala tetapi mereka bisa mengatasinya dengan baik. Seiring berjalannya waktu lapisan masyarakat sudah terbiasa dan bisa menerima keadaan dan mendukung kebijakan pemerintah dalam dunia Pendidikan ini.

Dari semua pemaparan di atas dapat di lihat betapa pentingnya menjaga protokol kesehatan. Kita bisa memulai dari diri sendiri agar tidak terjangkit virus Covid-19 dan tidak memaparkan kepada orang lain. Di harapkan wabah Covid-191 ini segera berakhir dan semua sektor di Indonesia bisa berjalan dengan mudah,terlebih pada sektor Pendidikan. Agar semua siswa yang ada di Indonesia bisa belajar secara tatap muka disekolah dan tidak lagi mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun